Tugujatim.id – Pernahkah kamu tiba-tiba merasa tertarik untuk membeli sesuatu, bahkan barang yang tidak terlalu penting? Hati-hati, jangan-jangan kamu terkena gejala impulsive buying!
Impulsive buying itu membeli secara impulsif, biasanya didorong oleh emosi sesaat. Ini adalah perilaku yang tidak direncanakan sebelumnya. Di era modern, fenomena ini semakin marak terutama dengan kemudahan berbelanja online.
Baca Juga: Horor Parasyte: The Grey, Serial Drama Korea Netflix Terbaru 2024 Garapan Sutradara Train to Busan
Membeli sesuatu tanpa persiapan dan tanpa memahami fungsi, tujuan, dan konsekuensi dari pembelian tersebut dikenal sebagai pembelian impulsif. Orang-orang yang melakukan pembelian impulsif dikuasai oleh emosi. Salah satu emosi yang paling dominan adalah ketakutan akan kehilangan momen (Fear of Missing Out). Biasanya tindakan ini terjadi karena adanya suatu dorongan yang memengaruhi tindakannya seperti penempatan barang di posisi tertentu atau teknik promosi yang menarik.
Impulsive buying dapat berupa pembelian offline atau secara online dan dikarenakan adanya iklan yang muncul di media sosial dan situs e-commerce. Hal ini membuat seseorang akan lebih mudah tergoda untuk membeli secara impulsif.
Faktor-Faktor Pemicu Impulsive Buying
1. Emosi
Seseorang dapat menjadi impulsif untuk berbelanja jika mereka bosan, kesepian, stres, atau sangat gembira. Emosi negatif seperti stres sering kali diredakan dengan “retail therapy” yang bersifat sementara.
2. Gaya Hidup Konsumerisme
Orang-orang yang terpapar banyak iklan dan promosi, terobsesi dengan tren, dan menganut gaya hidup konsumerisme lebih rentan terhadap pembelian impulsif.
3. Kemudahan Berbelanja Online
Transaksi online yang mudah dan cepat 24 jam sehari membuat belanja impulsif semakin mudah. Konsumen tergoda untuk melakukan pembelian spontan dengan beberapa klik yang tidak perlu menggunakan usaha yang besar.
4. Geografis dan Aspek Budaya
Faktor-faktor geografis dan budaya dapat memengaruhi keputusan impulsif untuk membeli sesuatu.
5. Visual Merchandising
Visual merchandising sendiri adalah seni atau keterampilan untuk menampilkan produk dengan cara yang menarik sehingga pelanggan tertarik untuk melihat atau bahkan membelinya.
6. Shopping Lifestyle
Keinginan untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup mengenai fashion yang semakin berkembang sehingga ketika dengan gaya hidup seperti itu akan melakukan kegiatan berbelanja yang menimbulkan perilaku impulsive buying.
Selain itu, gejala impulsive buying juga dapat menimbulkan beberapa dampak negatif seperti masalah keuangan yaitu dengan belanja impulsif maka dapat menguras uang yang mengakibatkan tagihan menumpuk dan mengganggu perencanaan keuangan dalam jangka panjang.
Selain itu, menimbulkan rasa penyesalan setelah emosinya mereda pembeli impulsif sering kali merasa menyesal karena barang yang dibeli tidak lagi diperlukan hingga hal tersebut menimbulkan stres. Ironisnya hal tersebut terjadi karena pembeli membeli sesuatu secara impulsif untuk meredakan stres yang malah dapat mengakibatkan stres finansial di kemudian hari.
Cara Mengatasi Impulsive Buying
1. Evaluasi Kebutuhan
Sebelum membeli barang, pikirkan apakah barang tersebut benar-benar hanya diinginkan atau diperlukan.
2. Melatih Kesadaran
Mengidentifikasi pola dan situasi yang mendorong impulsive buying membantu untuk menjadi lebih sadar akan kecenderungan gejala ini.
3. Menggunakan Teknologi
Gunakan aplikasi atau fitur perangkat pintar untuk membuat daftar belanja, mengawasi anggaran, atau menerima pemberitahuan tentang pembatasan pengeluaran.
4. Menggunakan Uang Tunai
Jika menggunakan kartu kredit dan debit, gunakan uang tunai karena faktanya kemajuan teknologi dapat memicu keinginan untuk membeli sesuatu yang berlebihan karena tidak perlu bersusah payah membawa uang yang banyak.
5. Menggunakan Metode 50/30/20
Alokasikan pendapatan kamu sebesar 50% untuk kebutuhan pokok, 30% untuk memenuhi keinginan pribadi (lifestyle/self-reward), dan 20% untuk tujuan keuangan lainnya (tabungan/investasi).
6. Membuat Rencana Belanja
Buat daftar barang yang ingin dibeli dan prioritaskan pembelian barang yang memang sedang dibutuhkan daripada sedang diinginkan.
7. Bandingkan Harga
Membandingkan harga dari toko ke toko lain dapat menjadi cara yang ampuh untuk menghindari impulsive buying.
Hal-hal tersebut dapat digunakan untuk mengatasi impulsive buying yang dapat membantu mengendalikan keinginan untuk berbelanja impulsif saat berbelanja dan mengelola keuangan dengan lebih bijak. Gejala ini dapat diatasi dengan kesadaran diri dan strategi pengelolaan keuangan yang baik.
Ingat, membeli sesuatu karena gengsi sesaat dapat berakibat menguras dompet dalam jangka panjang. Belanjalah dengan cerdas dan sesuai kebutuhan bukan karena dorongan emosi sesaat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Writer: Dhevia Tripitakananda/Magang
Editor: Dwi Lindawati