Tugujatim.id – Bagi pemeluk agama Islam, Lebaran menjadi momen yang sangat membahagiakan dan ditunggu-tunggu setelah berpuasa sebulan lamanya. Namun, selama dua tahun pandemi Covid-19 melanda sehingga mengharuskan pekerja migran Indonesia (PMI) yang rindu pulang ke tanah kelahirannya harus menahan diri. Salah satunya PMI yang bekerja di Hongkong.
Namun, para pekerja migran Indonesia (PMI) di luar negeri meski sedih, mereka harus menerima aturan dari pemerintah untuk tidak mudik lebih dulu. Salah satunya dialami Fevi Wulandari, 27, PMI yang bekerja di Hongkong. Perempuan yang berasal dari Ngajuk, Jawa Timur, ini pun merasa sedih dua tahun berturut-turut tak bisa mudik Lebaran dan berjumpa dengan keluarganya.
“Sudah dua tahun harus gagal pulang kampung karena tidak diizinkan dengan kondisi seperti ini. Belum aman dari pandemi,” tuturnya ketika dikonfirmasi via WhatsApp.
Terlebih kebijakan karantina yang lama dan izin libur yang tak terlalu panjang sehingga membuat dia tak berkutik menetukan pilihan.
“Iya sama aja pulang. Waktunya habis buat karantina, lalu balik ke Hongkong lagi. Kan masih ada kontrak setahun lagi,” tegasnya.
Perempuan yang sudah tiga tahun menjadi PMI di sana tersebut, merasa jika pilihannya berada tetap di Hongkong ini adalah jalan terbaik demi kebaikan bersama. Tentu bukan perkara mudah untuk menahan rasa kangen berkumpul dengan keluarganya.
“Berat sih kondisi ini. Tapi mau bagaimana lagi. Demi keamanan keluarga dan diri sendiri juga tentunya,” jelasnya.
Meski demikian, dia tetap bersyukur komunikasi dengan keluarganya tetap berjalan meski hanya mengandalkan media sosial.
Dia pun menceritakan kondisi teman-teman seperjuangan PMI di Hongkong yang tak bisa pulang kampung. Untuk mengobati kerinduannya pada tanah air, mereka melakukan aktivitas layaknya berada di Indonesia.
“Saya dan teman-teman PMI yang di sini, khususnya para perempuan, ya buat kegiatan kecil-kecilan untuk menganti kerinduan di tanah air. Misalnya buat acara megengan, open house, hingga Salat Id bersama,” terangnya.
Adanya kondisi larangan mudik tahun ini memang berdampak besar terhadap para PMI yang juga tahun lalu tak bisa mudik. Mereka diharuskan menunggu lagi kebijakan pemerintah Indonesia serta masih ada kontrak yang mereka jalani.
Kondisi terkini Indonesia, para pemudik terhitung sejak 6 Mei 2021, sebanyak 4.123 orang dinyatakan Covid-19 dari 6.743 pemudik yang tes secara acak.
Melihat jumlah tersebut, Fevi berpesan untuk teman-teman yang di perantauan tidak memaksakan diri mudik sehingga membahayakan keluarganya.
“Kita berdoa semoga kondisi ini cepat selesai dan bisa berkumpul dengan keluarga,” tutupnya.