PASURUAN, Tugujatim.id – Peningkatan penyebaran virus Covid-19 mengakibatkan klaster sekolah di Kota Pasuruan semakin meluas. Sebanyak 13 sekolah terpaksa harus menghentikan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara penuh.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, Dr Shiely Marlena, membenarkan jika pada awal bulan Februari 2022 makin banyak bermunculan klaster sekolah di Kota Pasuruan.
“Sudah bisa dikatakan klaster sekolah dan dilakukan penutupan untuk 13 sekolah,” ujar Shierly saat dikonfirmasi, Rabu (9/2/2022).
Lebih lanjut dia menyebutkan bahwa belasan sekolah yang ditutup tersebut terdiri dari jenjang SD, SMP, hingga SMA. Dari jenjang sekolah dasar, yang ditutup di antaranya SD Kebonsari, SD Krapyak, SD Tembokrejo, SD Sebani, SD Bugul Kidul, SD Karanganyar, SD Pekuncen, dan SD Petamanan.
Sementara untuk jenjang SMP, hanya SMP 3 dan SMP 5 yang ditutup. Kemudian di jenjang SMA, ada SMA 1, SMA 2, SMA 4, dan SMA Speam Putri.
“Untuk sekolah yang lain masih mengikuti kebijakan diskresi SKB 4 Mentri, yakni PTM 50 persen,” ungkapnya.
Dinas Kesehatan Kota Pasuruan kini masih terus melakukan upaya tracing kepada warga sekolah yang memiliki kontak erat dengan pasien Covid-19.
“Upaya tracing masih terus dilakukan, saat ini totalnya ada 21 guru dan murid dari 13 sekolah yang terkonfirmasi positif Covid-19,” ungkapnya.
Menurut Dr Shierly, asal penularan virus Covid-19 di antara para guru dan murid ini juga beragam. Ada yang dinyatakan positif setelah dirawat di rumah sakit. Ada pula yang memang punya kontak erat dengan pasien Covid-19 dari kluster sekolah.
“Ada yang ditemukan positif saat sakit di RSUD Purut. Ada yang tertular dari orang tuanya yang jadi guru dan mengajar di SDKebonsari,” imbuhnya.
Meskipun begitu, Shierly memastikan bahwa dari 21 guru dan murid tersebut tidak ada yang sampai dirawat di rumah sakit. Mereka terkonfirmasi positif Covid-19 namun tanpa gejala atau OTG.
“Karena tanpa gejala, semuanya diisolasi di rumah masing-masing. Apalagi ada yang masih anak-anak juga,” pungkasnya.