PASURUAN, Tugujatim.id– Selama bertahun-tahun kelam, ada berbagai klenteng berdiri di Indonesia. Namun, tidak mudah untuk mengetahui secara pasti tahun berdirinya. Salah satunya, Klenteng Tjoe Tik Kong kota Pasuruan.
Menjadi salah satu bangunan kuno di kota Pasuruan yang terletak di dekat Pelabuhan dan dibangun sekitar abad 17. klenteng ini dibangun oleh orang-orang lokal dengan segala keanggunan dan kemegahannya, menyajikan pesona yang tak terlupakan di tengah-tengah pusat kota Pasuruan, Jawa Timur.
Terlihat dari sejumlah bangunan kuno yang melintasi zaman, salah satunya yaitu Klenteng Tjoe Tik Kong. Warga kota Pasuruan sudah menjadi harmoni dan beragam sejak berabad-abad silam.
Sebagai salah satu situs bersejarah yang paling menarik, klenteng ini menggoda para pengunjung dengan keunikan arsitektur Tionghoa klasiknya yang memukau.
Daya Tarik Klenteng Tjoe Tik Kong
Klenteng Tjoe Tik Kong, dengan segala keanggunannya dan kemegahannya, ketika anda melangkah masuk ke dalam kompleks klenteng ini, anda akan disambut oleh bangunan yang sangat menakjubkan, dihiasi dengan detail-detail artistic yang memikat.
Atap-atap yang yang berwarna cerah dan ukiran-ukiran halus memperlihatkan kekayaan budaya Tionghoa yang telah tertanam dalam sejarah Pasuruan selama berabad-abad.
Tiap sudut dalam klenteng ini mengundang para pengunjung untuk menjelajahi kisah-kisah legendaris yang tertulis dalam setiap ornament dan reliefnya. Dari mitologi hingga sejarah, klenteng ini menyimpan rahasia yang mempesona, menyiratkan perjalanan Panjang komunitas Tionghoa di Pasuruan.
Namun, daya Tarik Klenteng Tjoe Tik Kong tidak hanya terletak pada keindahan arsitektur dan detail-detailnya yang memikat. Klenteng ini juga menjadi pusat kegiatan budaya dan spiritual yang kaya , di mana perayaan-perayaan tradisioanl, upacara keagamaan, dan kegiatan sosial masih diadakan secara rutin.
Klenteng Tjoe Tik Kong kota pasuruan, dengan kemegahannya yang tak terbantahkan, tidak hanya menjadi penanda sejarah yang kaya di kota ini tetapi juga tempat yang terbuka untuk semua orang yang ingin mengalami keindahan budaya Tionghoa dan keagamaan yang dipelihara di sana.
Baca Juga: Rayakan Imlek 2024 Sederhana, Klenteng Eng An Kiong Malang Tiadakan Cap Go Meh: Begini Alasannya!
Sejarah Klenteng Tjoe Tik Kong
Klenteng Tjoe Tik Kong menjadi sebuah ikon bersejarah yang megah di kota Pasuruan, sebagai penjaga Sejarah dan kebudayaan yang kaya. Dikenal sebagai salah satu situs budaya tertua di kota ini, klenteng ini menyimpan banyak jejak perjalanan panjang komunitas Tionghoa di Pasuruan.
Klenteng di Pasuruan ini didirikan pada tahun 1740 oleh para saudagar etnis Tionghoa yang datang dan menetap di Pasuruan. Saat itu, mereka menetap demi mencari kehidupan yang lebih baik.
Hingg akhirnya, Klenteng Tjoe Tik Kong tidak hanya menjadi tempat ibadah. Tetapi juga menjadi pusat kegiatan sosial, budaya, dan ekonomi bagi Masyarakat Tionghoa di kota ini.
Sebagai bagian integral dari sejarah Pasuruan, klenteng ini telah menyaksikan perubahan zaman dan dinamika perkembangan kota selama berabad-abad.
Klenteng Tjoe Tik Kong telah memancarkan keindahan arsitektur tradisional Tionghoa dengan atap yang dihiasi ukiran-ukiran artistik dan ornamen-ornamen yang berwarna cerah. Setiap detailanya menggambarkan kisah-kisah mitologi dan Sejarah yang melahirkan budaya Tionghoa di Pasuruan.
Keanggunan bangunanya tidak hanya menarik perhatian para wisatawan local, tetapi juga menjadi sumber inspirasi bagi seniman dan arsitek yang tertarik dengan kekayaan lokal.
Selama berabad-abad, Klenteng Tjoe Tik Kong telah menjadi saksi bisu perjalanan Panjang Masyarakat Tionghoa di Pasuruan, dari masa penerimaan dan adaptasi hingga kontribusi yang signifikan dalam Pembangunan kota.
Dari berbagai upacara keagamaan, perayaan budaya, dan kegiatan sosial masih dipertahankan di klenteng ini, menjadikannya pusat kehidupan komunitas yang terus berkembang.
Terlebih nama dari Klenteng Tjoe Tik Kong sendiri mempunyai makna dalam tiap kalimatnya, yaitu Tjoe yang berarti masa, Tik yang berarti Kebajikan, dan Kiong berarti istana.
Tiap klenteng memiliki tuan rumahnya masing-masing, Klenteng Tjoe Tik Kong menjadikan Dewi Mak Co sebagai tuan rumahnya. Sebagai dewi pelindung lautan, cocok dengan kota Pasuruan sebagai Bahari dan ada pantainya.
Dalam berabad silam ada banyak perantau yang dalam perjalananya membawa arca suci sebagai juru penyelamatnya. Arca suci inilah yang diletakkan sebagai batu pertama awal dibangunnya Klenteng Tjoe Tik Kong sebagai tempat ibadah.
Baca Juga: Klenteng Hok Sian Kiong Mojokerto Rayakan Imlek 2024 Sederhana, Ternyata Begini Alasannya!
Cerita Dewi Mak Co
Sampai saat ini tidak ada arsip yang jelas terkait pembangunan Klenteng Tjoe Tik Kong. Keberadaan klenteng ini ndiketahui dari sejumlah benda-benda yang ada di klenteng.
Selain itu terdapat cerita turun-temurun wara Tionghoa yang meyakini bahwa dengan asal mula klenteng setempat. Pembangunan klenteng Pasuruan juga tidak luput dari sosok legenda Dewi Mak Co.
Ia adalah seorang yang dermawan mendorong masyarakat Tionghoa membangun tempat ibadah yang disebut klenteng.
Koin yang selalu dibawanya sebelum menginjak ke Nusantara disebut menjafi cikal bakal berdirinya klenteng, koin itulah yang saat ini dijadikan jendela sebagai simbol Sejarah berdirinya klenteng.
Konon Dewi Mak Co dipercaya sebagai dewi penyelamat, penjaga laut agar tidak terjadi bencana, kedatangannya di anggap membawa kedamaian warga Tionghoa.
Hal itulah, bangunan klenteng itu juga berada di dekat laut atau Kawasan pesisir. Pada tahun 1625, klenteng mulai didirikan, konstruksinya dengan menggunakan kayu jati asli.
Kayu Tonggak Pembangunan Awal Klenteng Tjoe Tik Kong Masih Tetap Terjaga
Keberadaan Klenteng Tjoe Tik Kong telah menjadi perhatian pemerintah kota Pasuruan, bangunannya dilindungi.
Saat ini bangunan klenteng sudah ditetapkan sebagai cagar budaya yang terletak di jalan Lombok. Bangunan dan benda kuno yang ada di klenteng juga dijaga, salah satunya relief koin dikejar harimau yang kini dijadikan jendela di klenteng setempat.
Relief koin itu disebut salah satu peninggalan Dewi Mak Co dan juga kayu jati besar, yang merupakan tonggak pertama pembangunan Klenteng Tjoe Tik Kong, kayu yang sudah bersuia ratusan tahun sama dengan usia berdirinya klenteng.
Bahkan sampai saat ini kayu itu masih terlihat kokoh dengan arsitekturnya perpaduan antara Tionghoa dan Jawa.
Klenteng Tjoe Tik Kong, Junjung Tinggi Toleransi Beragama
Tak hanya menjadi cagar budaya, Klenteng Tjoe Tik Kong kini menjadi salah satu penanda harmonisasi warga kota Pasuruan, warga Tionghoa tak hanya menjadikan klenteng sebagai tempat ibadah semata tetapi juga menjadi pusat keramaian.
Tidak hanya orang Tionghoa saja, berbagai suku budaya dan agama juga saling berkolaborasi merayakan setiap momen yang ada antar agama.
Seperti halnya saat Ramadhan lalu warga Tionghoa juga ikut meramaikannya dengan menyediakan tempat klenteng untuk buka Bersama, tak hanya perayaan hari besar umat muslim.
Saat perayaan imlek, juga ditampilkan lintas budaya sebagai pertunjukkan dan tontonan. Juru kunci klenteng mengaku bahwa selama ini warga kota Pasuruan sangat menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama.
Penulis : Chisma Haryati Kartika
Editor: Imam A. Hanifah