PASURUAN, Tugujatim.id – Jelang malam tahun baru pendapatan penjual terompet di Pasuruan malah anjlok. Hal ini seiring dengan adanya larangan perayaan tahun baru serta penutupan pusat keramaian dan sejumlah jalan di Kota Pasuruan.
Sidi (59), seorang penjual terompet di Pasar Kebonangung, Pasuruan, mengatakan jika tahun ini penjualannya menurun drastis. Selama lima hari baru 50 terompet yang berhasil dia jual.
“Sepi yang nggak ada yang beli, jarang, sehari ya cuma laku 3 sampe 10 terompet,” ujarnya.
Pria asal Lamongan ini mengungkapkan jika dirinya adalah pedagang musiman. Setiap menjelang tahun baru dia baru merantau ke luar kota untuk mejajakan terompet.
“Gini ini nasib jadi pedagang musiman, kalau selesai tahun baru ya balik lagi jadi petani,” imbuhnya.
Senasib dengan rekannya, Andy (23), penjual terompet di Alun-Alun Kota Pasuruan mengaku sudah berjualan sejak 6 tahun yang lalu. Menurutnya omset penjualannya tahun ini jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Adanya pandemi Covid-19 membuat pendapatannya berkurang meski sudah berjualan mulai pagi hingga malam.
“Sebelum pandemi, tiap hari omzetnya bisa Rp 400 ribu. Tapi kalau sekarang cari uang Rp100 ribu aja susah. Hari ini belum ada yang beli,” ucapnya.
Sementara itu, Santoso (35) penjual terompet di sekitar Gor Untung Suropati, menyatakan jika pembeli terompet saat ini sepi akibat kebijakan penutupan jalan dan pusat keramaian di tengah kota.
“Infonya jalan-jalan bakal ditutup, memang tahun ini nggak beda sama tahun lalu, sama-sama sepi,”pungkasnya.