PASURUAN, Tugujatim.id – Fenomena langka gerhana matahari hibrid terjadi pada Kamis siang (20/04/2023). Gerhana matahari hibrid yang hanya terjadi selama seratus tahun sekali ini banyak menarik minat masyarakat di berbagai daerah untuk menyaksikannya.
Salah satunya para pencinta astronomi Pasuruan yang tergabung dalam komunitas Masyarakat Eksplorator Astronomi alias Maestro. Komunitas Maestro Pasuruan ini mengamati gerhana matahari hibrid dengan teleskop di Alun-Alun Bangil, Kabupaten Pasuruan.
Bintang, salah satu anggota Maestro Pasuruan, mengatakan pengamatan dilakukan menggunakan dua teleskop. Di mana salah satu teleskop merupakan hasil buatan sendiri oleh anggota Komunitas Maestro.
“Yang satu teleskop bikin sendiri, satunya produksi pabrik. Cara kerjanya memantulkan sinar matahari seperti cermin,” ujar Bintang.
Emi Nurhayati, anggota Komunitas Maestro lainnya menjelaskan, teleskop buatan sendiri ini dibuat dari bahan paralon dan lensa binokuler. Biaya pembuatannya pun cukup murah hanya Rp100 ribu per teleskop.
“Fungsinya juga sama dengan teleskop buatan pabrik, bisa dipantulkan dengan cermin,” jelas Emi.
Selain teropong, Komunitas Maestro juga menyiapkan sejumlah kacamata yang bisa digunakan warga untuk melihat gerhana matahari. Dia mengatakan, pengamatan gerhana matahari hibrid dilakukan sejak pukul 09.28 WIB. Di mana fenomena gerhana matahari hibrid mulai dengan gerhana matahari cincin. Kemudian puncaknya terjadi gerhana matahari total pada pukul 10.53 WIB. Dan berakhir dengan gerhana cincin kembali sekitar pukul 12.30 WIB.
“Kalau di wilayah Jawa ini cuma terlihat 53 persen tidak sampai gerhana bulan total,” ungkapnya.