KEDIRI, Tugujatim.id – Di balik pesatnya perkembangan Kota Kediri saat ini, siapa sangka dulunya ada cerita yang sangat populer tentang heroiknya pahlawan membela keadilan rakyat kecil di zaman penjajahan Belanda. Cerita ini bahkan disamakan dengan perjuangan Si Pitung dari Tanah Betawi Jakarta. Serupa tapi tak sama, di Kediri sosok ini dikenal sebagai Mbah Boncolono atau yang kerap disebut Ki Ageng Gentiri.
Menolak taklum pada Belanda, sepak terjang Mbah Boncolono dikenal selalu membangkang kepada penjajah. Dia kerap merampok harta kolonial, lalu dibagikan kepada rakyat miskin yang membutuhkan. Aksi ini tidak dia lakukan sendirian. Mbah Boncolono mengajak temannya Tumenggung Mojoroto dan Poncolono untuk merampok harta Belanda. Ketiganya sama-sama tidak disukai dan menjadi buronan Belanda.
Hingga akhirnya, cerita yang familier di masyarakat, Belanda melakukan sayembara. Siapa pun yang bisa menangkap dan membunuh Mbah Boncolono akan mendapatkan hadiah. Sayembara ini dilakukan karena Belanda sudah kehabisan cara lagi untuk menangkap aksi merampok tersebut.
Seluruh pendekar, tokoh, rakyat dari penjuru Nusantara mengiktui sayembara tersebut. Namun, sama halnya seperti Belanda, mereka selalu gagal untuk menangkap dan melenyapkan nyawa Mbah Boncolono. Hal ini bukan tanpa alasan, kegagalan itu disebabkan Mbah Boncolono memiliki ilmu pancasona.
Menurut sejarawan asal Kediri Fachris, hanya ada satu cara untuk membunuhnya yaitu dengan memenggal kepala dan memisahkan dengan anggota badannya melalui batas Sungai Brantas.
“Sebenarnya sangat tidak mungkin untuk menangkap bahkan membunuh Mbah Boncolono, dan hanya ada satu cara yaitu dengan memenggal kepala dan memisahkan dengan anggota badannya dengan batas Sungai Brantas,” ucap Facris dalam suatu kesempatan.
Hingga akhirnya, ada orang pintar suruhan Belanda yang tahu kelemahan itu dan berhasil menangkap dan membunuh Ki Ageng Gentiri. Badannya dibuang di atas bukit Maskumambang, sedangkan kepalanya ditanam di bawah pohon beringin dan sekarang tempat itu dijadikan nama daerah di Kediri yaitu, Ringin Sirah. Untuk diketahui, ringin berarti pohon beringin dan sirah yang artinya kepala.