Tugujatim.id – Sekilas pohon ini nampak seperti cepak pada rambut tentara, pohon yang tumbuh di derah kepulauan Socotra, Yaman ini bernama Pohon Darah Naga. Disebut demikian karena pohon ini bisa mengeluarkan getah berwarna merah yang keluar dari batangnya.
Pohon dengan nama latin Dracaena cinnabari ini memiliki wujud khas dengan batang yang tebal dan lebat, seta memliki daun-daun hijau yang juga lebat. Pohon ini pertama kali ditemukan seorang peneliti, Issac Bayley Balfour pada medio 1880. Pohon Darah Naga ini diklaim sanggup bertahan hingga usia 300 tahun lho.
Kemampuan bertahan hidupnya nan tangguh antara lain disebabkan dedaunan rimbun yang membantu mengurangi proses penguapan, membuat Pohon Darah Naga sanggup bertahan di kawasan gersang dengan suhu yang teramat panas.
Pohon ini dapat tumbuh setinggi 10 meter dengan lebar 3 meter. Bentuk pohon dapat dikaitkan dengan percabangan dichotomous, masing-masing cabang terbagi dua bagian. Batang membelah setiap kali pohon berbunga. Itulah sebabnya ahli botani dapat menghitung perkiraan usia pohon dengan menghitung jumlah percabangan.
Bentuknya yang berbeda dengan pohon yang lain ini ternyata berfungsi untuk kehidupannya. Daun-daunnya yang rimbun mengurangi proses penguapan dan membantu bertahan hidup di daerah yang suhunya sangat panas.
Selain itu, menguntungkan bibit pohonnya agar dapat bertahan hidup dan tumbuh karena bayangan ‘payung’ yang meneduhkan. Di bawah Pohon Darah Naga ini banyak ditemukan tanaman kecil dan hewan yang memanfaatkannya untuk berlindung dan berkembang biak.
Bahkan, oleh penduduk setempat, getahnya dimanfaatkan untuk berbagai hal. Selain pengobatan pencernaan, juga diare, demam, gangguan pernapasan, dan sakit tenggorokan. Juga digunakan sebagai zat pewarna, cat, lem, sabun, pernis untuk furniture, dupa, dan campuran bahan kimia.
Namun, hal ini juga yang membuat masa depan Pohon Darah Naga terganggu karena pemanfaatan getahnya. Begitu juga penggembalaan kambing sering memakan bibit dan biji tanaman yang tumbuh. Ditambah lagi, pohonnya sering ditebang untuk dimanfaatkan kayunya, sebagai kayu bakar. Masalah lain, meningkatnya pembangunan di pulau itu, terutama pembuatan jalan, serta pengunjung setiap tahun. (Mila Arinda/gg)