tugujatim.id
  • Home
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Wisata
  • Kriminal
  • Nasional
  • Internasional
  • Featured
  • Sastra & Budaya
  • Advertorial
No Result
View All Result
tugujatim.id
  • Home
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Wisata
  • Kriminal
  • Nasional
  • Internasional
  • Featured
  • Sastra & Budaya
  • Advertorial
No Result
View All Result
tugujatim.id
No Result
View All Result
Tari Bedhaya Ketawang.

Para penari tarian Bedhaya Ketawang Surakarta. (Foto: IG @chandrakusumaar)

Mengenal Tari Bedhaya Ketawang Surakarta, Tarian Sakral Peringati Kenaikan Takhta Raja

Dwi Lindawati by Dwi Lindawati
1 July 2023
in Pendidikan
0
Share on WhatsappShare on FacebookShare on Twitter

Tugujatim.id – Indonesia kaya akan budaya yang harus terus dilestarikan. Salah satunya Tari Bedhaya Ketawang Surakarta. Pertunjukan tarian ini memiliki tingkat kebesaran yang tinggi lho. Uniknya, tarian ini hanya untuk ritual sakral. Yaitu, penobatan serta peringatan kenaikan takhta raja di Kasunanan Surakarta.

Tarian sakral ini juga dianggap suci oleh masyarakat dan Kasunanan Surakarta. Apa sih arti dari tarian tersebut?

You might also like

fakta unikama tugu jatim

5 Fakta Unikama, Dapat Julukan Kampus Multikultural Hingga Jadi Kampus PGRI Terbaik

25 September 2023
unikama tugu jatim

Masih Buka, Ini Syarat Pendaftaran Mahasiswa Baru Unikama Gelombang 3 2023

25 September 2023

Tari Bedhaya Ketawang berasal dari kata “bedhaya” yang merujuk pada penari wanita di istana. Sedangkan kata “ketawang” bermakna langit lambang sesuatu yang tinggi, mulia, dan luhur. Jadi, arti dari tari tersebut yaitu penari wanita yang menari mengandung kemuliaan di istana.

Sejarah Tari Bedhaya Ketawang

Berdasarkan sejarahnya, tarian ini dilakukan awalnya ketika Sultan Agung memerintah Kesultanan Mataram pada 1613-1645. Sultan Agung pun menggelar ritual semedi ketika mendengar suara merdu yang berasal dari langit.

Terpesona dengan melodi yang terdengar dari langit, dia memanggil para pengawal dan menceritakannya. Sultan Agung kemudian membuat tarian dari kejadian itu hingga dikasih nama Tari Bedhaya Ketawang.

Sedangkan berdasarkan berbagai sumber muncul versi lain. Masa pertapaannya, Panembahan Senopati bertemu dan jatuh cinta dengan Ratu Kencanasari atau Kanjeng Ratu Kidul. Hingga akhirnya, percintaan keduanya menjadi awal mula tarian ini.

Usai perjanjian Giyanti pada 1755, terjadi pembagian harta warisan Kesultanan Mataram. Yaitu antara Hamengkubuwana I dan Pakubuwana III.

Selain pembagian wilayah, perjanjian ini juga mencakup pembagian warisan budaya. Nah, akhirnya Tari Bedhaya Ketawang diberikan kepada Kasunanan Surakarta. Jadi, tarian sakral ini tetap sebagai pertunjukan momen penobatan dan upacara peringatan kenaikan takhta Sunan Surakarta.

Para penari yang menarikan tarian ini gambaran hubungan asmara raja Mataram dengan Kanjeng Ratu Kidul. Selain itu, lirik-lirik yang terkandung dalam tembang pengiring tarian ini menggambarkan perasaan Kanjeng Ratu Kidul terhadap sang raja.

Syarat Penari Wanita sebelum Pertunjukan

Biasanya, tarian ini ditarikan sembilan penari wanita. Menurut kepercayaan masyarakat, setiap pertunjukan Tari Bedhaya Ketawang dipercaya akan dihadiri oleh Kanjeng Ratu Kidul yang ikut menari sebagai penari kesepuluh.

Penari wanita harus memenuhi syarat sebelum menari tarian sakral ini. Utamanya, para penari harus gadis suci dan tidak sedang mengalami menstruasi. Jika seorang penari sedang menstruasi, maka dia harus memohon izin terlebih dulu kepada Kanjeng Ratu Kidul dengan melakukan ritual “caos dhahar” di panggung sanggabuwana, di Keraton Surakarta.

Saking sakralnya, sebelum pertunjukan penari harus berpuasa selama beberapa hari. Penari juga harus menjaga kebersihan dan kesucian. Saat penari latihan, konon Kanjeng Ratu Kidul akan datang mendekati para penari jika gerakan mereka masih salah.

Pada saat pertunjukan, Tari Bedhaya Ketawang diiringi oleh musik gending ketawang gede dengan menggunakan skala nada pelog. Beberapa alat musik yang digunakan antara lain kethuk, kenong, gong, kendang, dan kemanak.

Untuk diketahui, Tari Bedhaya Ketawang dibagi menjadi tiga babak (adegan). Di tengah-tengah pertunjukan, nada gending berubah menjadi slendro selama dua kali. Setelah itu, nada gending kembali lagi ke nada pelog hingga tarian berakhir.

Selain musik gending, juga disertai tembang (lagu) yang menggambarkan perasaan Kanjeng Ratu Kidul terhadap sang raja. Bagian pertama tarian diiringi oleh tembang Durma, kemudian dilanjutkan dengan Ratna Mulya.

Saat penari kembali masuk ke dalam “ageng prabasuyasa”, alat musik yang digunakan ditambah dengan gambang, rebab, gender, dan suling untuk menambah harmoni suasana.

Dalam pertunjukannya, para penari Tari Bedhaya Ketawang mengenakan busana yang sama seperti busana pengantin perempuan Jawa, yaitu Dodot Ageng atau sering disebut Basahan. Bagian rambut mereka dihias dengan Gelung Bokor Mengkurep yang merupakan gelungan berukuran lebih besar daripada gelungan gaya Yogyakarta.

Beberapa aksesori perhiasan yang digunakan di antaranya centhung, garudha mungkur, sisir jeram saajar, cunduk mentul, dan tiba dhadha (berbentuk seperti rangkaian bunga yang dikenakan di gelungan, menjulur hingga ke dada sebelah kanan).

Itulah tarian sakral dari Jawa Tengah bernama Tari Bedhaya Ketawang. Semoga bermanfaat!

Writer: Alberto Viyandika Putra Remetwa (Magang)

Editor: Dwi Lindawati

Tags: Berita Surakarta hari iniBudaya di SurakartaCerita sejarah tarian di SurakartaSurakarta hari iniTari Bedhaya Ketawang SurakartaTarian sakral di Surakarta
Dwi Lindawati

Dwi Lindawati

Related Stories

fakta unikama tugu jatim

5 Fakta Unikama, Dapat Julukan Kampus Multikultural Hingga Jadi Kampus PGRI Terbaik

by Lizya Kristanti
25 September 2023
0

MALANG, Tugujatim.id - Jika masih ragu untuk mendaftarkan diri menjadi salah satu mahasiswa Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama), mungkin artikel ini...

unikama tugu jatim

Masih Buka, Ini Syarat Pendaftaran Mahasiswa Baru Unikama Gelombang 3 2023

by Lizya Kristanti
25 September 2023
0

MALANG, Tugujatim.id - Pendaftaran Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Universitas PGRI Kanjuruhan MAlang (Unikama) Gelombang 3 2023 masih dibuka. Yap, ini...

Universitas IBU.

Universitas IBU Sambut Hangat Kedatangan 402 Mahasiswa Inbound Program PMM Angkatan 3

by Dwi Lindawati
22 September 2023
0

MALANG, Tugujatim.id - Universitas Insan Budi Utomo (UIBU) atau lebih akrab dikenal dengan Universitas IBU kedatangan 402 mahasiswa inbound program...

Arif Rahman Hudaifi.

Profil Arif Rahman Hudaifi, Mantan Aktivis PMII Kota Malang Terima Program Belajar Mengajar di Jepang

by Dwi Lindawati
22 September 2023
0

PAMEKASAN, Tugujatim.id - Usaha alumnus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Malang Arif Rahman Hudaifi, 36, pemuda asal Desa Bandungan,...

Next Post
Tewas dikeroyok.

Gegar Otak, Pemuda di Pasuruan Tewas Dikeroyok di Stadion Untung Suropati

Berita Populer

  • 5 Rekomendasi Sepatu Lari Brand Lokal Dengan Harga Terjangkau

    5 Rekomendasi Sepatu Lari Brand Lokal Dengan Harga Terjangkau

    796 shares
    Share 318 Tweet 199
  • Profil Arif Rahman Hudaifi, Mantan Aktivis PMII Kota Malang Terima Program Belajar Mengajar di Jepang

    676 shares
    Share 270 Tweet 169
  • Pulang Dari Wisata, 4 Warga Malang Meninggal Akibat Kecelakaan Beruntun di Situbondo

    628 shares
    Share 251 Tweet 157
  • Truk Tabrak Lari Pemotor Boncengan Tiga di Beji Pasuruan, Satu Tewas

    620 shares
    Share 248 Tweet 155
  • Viral Video Pengeroyokan Usai Festival Makanan Khas Kota Pasuruan

    620 shares
    Share 248 Tweet 155
  • Madura’s Hidden Gem: Menemukan Pesona Kampung Pasir Sumenep

    638 shares
    Share 255 Tweet 160
  • UM Meriahkan InaRI Expo BRIN 2023, Kenalkan Produk Inovasi Unggulan Hasil Riset

    612 shares
    Share 245 Tweet 153
  • Pesona Negeri Sayur Sukomakmur Magelang, Jam Buka dan Harga Tiket Terbaru

    690 shares
    Share 276 Tweet 173
  • News Update! Diduga Ada 2 Insiden Pengeroyokan Berbeda di Festival Makanan Khas Kota Pasuruan

    601 shares
    Share 240 Tweet 150
  • IKIP Budi Utomo Malang Gelar Orientasi Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan 2023

    600 shares
    Share 240 Tweet 150
Tugujatim.id

Merawat Jawa Timur

  • Info Kerjasama
  • Kode Etik
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Form Pengaduan
  • Pedoman Media Siber

© 2023 Tugu Jatim ID - Merawat Jawa Timur.

No Result
View All Result
  • Home
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Wisata
  • Budaya
  • Entertainment
  • Pilihan Redaksi
  • Olahraga
  • Tugu TV

© 2023 Tugu Jatim ID - Merawat Jawa Timur.