MALANG, Tugujatim.id – Kepergian dua pendaki senior, Lilie Wijayati Poegiono (60) dan Elsa Laksono (60), di Puncak Carstensz Pyramid Papua, pada 1 Maret 2025 meninggalkan duka mendalam bagi Alumni 84 SMAK St. Albertus (SMAK Dempo) Kota Malang tempat keduanya pernah menempuh pendidikan. Sebagai bentuk penghormatan dan perpisahan terakhir, Alumni 84 menggelar Misa 7 Hari untuk mengenang kedua almarhummah.
Kepala SMAK Dempo, Antonius Sumardi mengatakan, Lilie dan Elsa merupakan alumni SMAK Dempo dan berdasarkan dokumen keduanya masuk pada 1981 dan lulus 1984. Beberapa alumni 84 telah menghubungi pihak sekolah untuk meminta izin menggelar Misa 7 Hari di Aula SMAK Dempo pada Jumat, 7 Maret 2025.

“Hari ini, alumni 84 menghubungi saya untuk meminta izin mengadakan Misa 7 Hari di Aula Sekolah. Mereka yang menginisiasi acara ini, dan tentu kami izinkan,” ujar Antonius, Selasa (4/3/2025).
Misa 7 Hari di Aula SMAK Dempo
Acara Misa 7 Hari akan diselenggarakan di Aula SMAK Dempo Kota Malang pada Jumat, 7 Maret 2025, pukul 18.00 WIB. Diperkirakan sekitar 250 peserta akan hadir, termasuk alumni dari berbagai daerah seperti Malang Raya, Surabaya dan beberapa kota di Jawa Timur.
BACA JUGA: Kenali Carstensz Pyramid Papua, Gunung Seven Summits di Indonesia Lokasi Dua Pendaki Meninggal Dunia Karena Hipotermia
“Kami menyiapkan 250 kursi karena banyak peserta yang akan datang, baik dari Malang maupun luar kota,” tambah Antonius.
Solidaritas dan kebersamaan Alumni 84 memang sudah terjalin erat selama puluhan tahun. Selain Misa 7 Hari, mereka juga mengadakan doa bersama secara daring melalui Zoom setiap malam pukul 20.00 WIB, yang akan terus berlanjut hingga hari pemakaman Lilie dan Elsa.
Bersahabat dan Cinta pada Alam Hingga Akhir Hayat
Lilie dan Elsa telah bersahabat sejak masa sekolah di SMP Cor Jesu Malang sebelum melanjutkan ke SMAK Dempo. Selama di SMA, keduanya dikenal aktif dalam olahraga, termasuk mendaki gunung, meskipun saat itu sekolah belum memiliki komunitas pecinta alam.
“Sejak SMA mereka sudah gemar mendaki. Gunung Arjuno dan Semeru adalah beberapa gunung yang pernah mereka daki bersama,” ungkap Antonius.

Kepergian Lilie dan Elsa menjadi pukulan berat bagi keluarga besar SMAK Dempo. Antonius menegaskan bahwa keduanya merupakan contoh alumni yang memegang teguh tiga nilai utama sekolah yakni Doa, Persaudaraan dan Pelayanan.
BACA JUGA: Unggahan Fiersa Besari Minta Maaf Atas Kepergian Dua Sahabatnya di Gunung Carstensz Pyramid
“Persaudaraan mereka begitu kuat hingga maut memisahkan mereka saat melakukan hobi yang sama,” tuturnya.
Meninggal Akibat Hipotermia di Puncak Carstensz Pyramid
Lilie dan Elsa tergabung dalam rombongan Indonesia Expedition, yang juga diikuti musisi Fiersa Besari. Mereka berhasil mencapai Puncak Carstenz atau Jaya Wiajaya (4.884 mdpl) pada 28 Februari 2025. Namun, saat perjalanan turun menuju Base Camp Lembah Kuning, keduanya mengalami kondisi kritis dan diduga meninggal akibat hipotermia.
Semangat mereka dalam mendaki gunung hingga usia 60 tahun menunjukkan kecintaan mendalam terhadap alam dan petualangan. Kini, sahabat-sahabat mereka di Alumni 84 SMAK Dempo berupaya memberikan penghormatan terakhir melalui Misa 7 Hari, mengenang dua sosok yang selalu setia dalam persahabatan dan semangat hidup.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Reporter : M Sholeh
Editor: Darmadi Sasongko