MALANG, Tugujatim.id – Polisi menyelidiki kasus keluarga di Pakis, Kabupaten Malang, diduga bunuh diri hingga tewas mengenaskan pada Selasa (12/12/2023). Hasil sementara, aksi yang menewaskan tiga orang ini diduga akibat faktor ekonomi.
Kepala keluarga sekaligus korban tewas berinisal W, 44, diduga terjerat utang. Dia tidak bisa mengembalikannya.
Kasatreskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat mengatakan, masih mendalami berapa total utang W dan sejak kapan korban terjerat utang. Dia memastikan utangnya bukan do pinjol maupun instansi, tapi seseorang.
Baca Juga: 4 Motor Custom Yamaha Favorit Bikers Kekinian, Adventure Makin Seru dengan Gaya Klasik
“Beberapa saksi beri informasi yang bersangkutan, W, pernah meminta tolong dipinjami sejumlah uang,” kata Gandha, Rabu (13/12/2023).
Para saksi, dia mengatakan, W sulit untuk mengembalikan uang yang dipinjam seminggu sebelum kejadian.
Gandha mengatakan, kendala pengungkapan kasus keluarga di Pakis diduga bunuh diri ini karena handphone milik W tidak ditemukan di mana pun. Anak dari W yang masih hidup, K, 12, memberi keterangan mendengar ayahnya mengatakan handphone-nya rusak pada Minggu (10/12/2023).
“K biasanya diantar jemput sekolah. Sampai kejadian terakhir, saksi K ini belum pernah melihat W memegang handphone,” terang Gandha.
K juga menyampaikan, tidak pernah melihat orang tuanya cekcok.
“K mengaku orang tuanya tidak pernah cekcok. Saya tanya 5-10 kali,” ujar Gandha.
Fakta Keluarga Bunuh Diri di Pakis, Korban Sempat Ngajar sebelum Tewas
W, 44, sebagai kepala keluarga berprofesi sebagai guru SD di Kota Malang. Sehari sebelum tewas, dia masih sempat mengajar.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang Suwarjana mengatakan, W masih terlihat datang ke sekolah pada Senin (11/12/2023). Dia lalu izin untuk menjemput salah satu putrinya pulang dari sekolah.
Baca Juga: Super Nyaman! 8 Desain Rumah Minimalis 2 Lantai Bernuansa Modern Paling Favorit 2024
“Terakhir ketemu Senin itu masih masuk, normal saja. Dia izin pukul 09.00 mau menjemput putrinya,” kata Suwarjana, Rabu (13/12/2023).
Dia mengatakan, W ini statusnya sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Pemkot Malang. Berdasarkan catatan kesehatan, dia tidak memiliki riwayat gangguan jiwa.
“Nggak (ada riwayat gangguan jiwa), normal. Dia guru cerdas, humble, dan aktif,” tutur Suwarjana.
Berdasarkan pengakuan rekan-rekan kerja W pada Suwarjana, W dinilai sosok baik dan rajin beribadah. Bahkan, dia rajin melaksanakan salat Duha dan puasa Senin-Kamis.
“Dia juga orangnya bukan yang tertutup, sosok yang baik. Dia juga aktif di organisasi guru,” imbuhnya.
Suwarjana juga mengatakan, pihaknya telah memberikan uang duka serta hak-hak lainnya kepada keluarga W.
Diberitakan sebelumnya, tiga anggota keluarga di Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, tewas diduga bunuh diri pada Selasa pagi (12/12/2023). Mereka adalah kepala keluarga W, 44; istrinya berinisial S, 41; dan anaknya berinisial R, 12.
Beruntung, salah satu anak mereka yang berinisial K, 12, saudara kembar R, ditemukan dalam kondisi selamat. Polisi menduga aksi keluarga di Pakis ini dilatarbelakangi faktor ekonomi.
Kontak Bantuan
Anda bisa mencari bantuan jika mengetahui ada sahabat atau kerabat, termasuk diri Anda sendiri, yang memiliki kecenderungan bunuh diri.
Informasi terkait depresi dan isu kesehatan mental bisa diperoleh dengan menghubungi dokter kesehatan jiwa di puskesmas dan rumah sakit terdekat, atau mengontak sejumlah komunitas untuk mendapat pendampingan.
Beberapa pendampingan bisa menghubungi LSM Jangan Bunuh Diri via e-mail [email protected] dan saluran telepon (021) 9696 9293, dan Yayasan Pulih di (021) 78842580.
Anda juga bisa menghubungi Gerakan “Into The Light” via Facebook di IntoTheLightID atau Twitter @IntoTheLightID. Anda juga bisa menghubungi via e-mail di [email protected].
Anda juga menghubungi Save yourself melalui Facebook Save Yourselves atau Instagram @saveyourselves.id, atau via Line di @vol7047h. Website layanan konseling ini bisa dilihat di saveyourselves.org.
Writer: Aisyah Nawangsari Putri
Editor: Dwi Lindawati