MALANG, Tugujatim.id – Jam’iah Ulama Lil Maslahatil Ummah yang merumuskan sejumlah persoalan kemiskinan di desa, akan menyelenggarakan Mujadalah Kiai Kampung se-Indonesia, guna menyampaikan permasalahan kepada para calon presiden yang maju di 2024.
Hal itu disampaikan Ketua Panitia Mujadalah Kiai Kampung, Wahyu Muryadi saat bertemu Pemred Tugujatim.id, Fajrus Sidiq, di Grand Mercure Hotel, Malang, Jawa Timur, pada Sabtu, 4 November 2023.
“Rumusan masalah ini disusun dari serangkaian diskusi yang telah diselenggarakan oleh Jami’iyah dengan para kiai kampung. Beberapa persoalan yang diketahui menjadi faktor penghambat kesejahteraan
warga desa ternyata banyak,” ujarnya.
Pertama, rendahnya dukungan pemerintah terhadap kesejahteraan petani dan kemajuan sektor pertanian. Hal ini, kata Wahyu, dibuktikan dengan sulitnya petani mengakses pupuk pertanian dan rendahnya harga jual produk pertanian.
Kedua, sulitnya ada persoalan kualitas dan akses pendidikan untuk warga desa, terutama terkait pesantren. Masih ada ketimpangan soal kualitas pendidikan (antara kota dan desa) akibat minimnya komitmen pemerintah.
“Para kiai kampung mengusulkan adanya kesetaraan bantuan pemerintah antara sekolah negeri dengan pesantren-pesantren di desa, baik untuk murid maupun guru,” kata mantan Pemred Tempo tersebut.
Ketiga, masih adanya ketimpangan pelayanan kesehatan akibat rendahnya kualitas fasilitas kesehatan di perdesaan.
“Ketiga hal utama inilah (dan beberapa soal lain) yang akan menjadi bahasan dalam Mujadalah Kiai Kampung,” jelasnya.
Wahyu memaparkan data gencarnya para bakal calon presiden mendekati ulama dan kiai demi menarik suara pemilih Islam yang tinggal di pedesaan. Namun, pihaknya mempertanyakan perhatian para calon presiden soal aspirasi dan kebutuhan umat Islam di pedesaan. Dari 74.957 desa dan 8.974 kelurahan di Indonesia, sebagian besar warganya mengalami masalah perihal kesejahteraan.
“Kemiskinan terbesar masih berada di kawasan pedesaan meskipun pemerintah aktif mengucurkan Dana Desa hingga menekan kemiskinan di angka 9,36 persen atau setara 25,90 juta orang,” terangnya.
Data yang disampaikan Wahyu merupakan rilis BPS per Maret 2023. Jumlah warga miskin desa masih mencapai 14,16 juta orang atau 12,22 persen dari jumlah warga miskin di Indonesia. Sementara persentase kemiskinan di perkotaan berjumlah 7,29 persen atau 11,74 juta orang.
“Maka kami dorong, kami minta para calon presiden memberikan komitmen terhadap permasalahan kemiskinan di desa,” tukas Wahyu.
Mujadalah Kiai Kampung akan diselenggarakan di Malang, pada 18 November 2023. Para peserta adalah kiai dari sejumlah pondok pesantren terpilih di seluruh Indonesia.
Wahyu melanjutkan, mereka yang diundang adalah para kiai yang mengasuh dan memiliki majelis (jemaah), memiliki jaringan (networking) dalam dakwah, dan aktif dalam gerakan sosial di area (lokal) daerahnya.
Dari data para koordinator peserta (per wilayah), diperkirakan Mujadalah Kiai Kampung akan dihadiri oleh 200 kiai kampung.
Untuk diketahui, Jam’iyah Ulama Lil Maslahatil Ummah (Perkumpulan Ulama Untuk Kemaslahatan Umat) adalah organisasi sosial keagamaan yang berdiri di Malang sejak 2004 dan dipimpin oleh Syech Najib
Salim Atamimi.
Jami’iyah aktif bergerak dalam berbagai kegiatan keagamaan dan membina Yayasan Al Hassanah (Al Hassanah Foundation) yang mengelola lembaga pendidikan Islam di Suko, Kecamatan Maron, Probolinggo, Jawa Timur.
Reporter: Fajrus Sidiq
Editor: Lizya Kristanti