TUBAN, Tugujatim.id – Setiap tahun saat musim kemarau, Perhutani Tuban selalu mengantisipasi kasus kebakaran hutan yang membahayakan masyarakat. Hanya saja, mereka terkendala sering memakai alat seadanya untuk memadamkan api di kawasan hutan. Misalnya dengan memukul dedaunan ke semak belukar atau rerumputan yang terbakar.
“Hal itu karena wilayah hutan sangat luas dan hanya sedikit yang bisa diakses mobil pemadam kebakaran,” kata Administrator KPH Perhutani Tuban Miswanto kepada Tugujatim.id, Jumat (03/09/2021).
Dengan kondisi seperti itu, Miswanto mengatakan, jika disulut api sedikit saja, kebakaran dipastikan terjadi meluas di kawasan hutan. Karena itu, pihaknya mengoptimalkan pegawai Perhutani untuk pengamanan kawasan hutan, terutama sebagai antisipasi kebakaran.
“Saat musim kemarau sekarang ini, kawasan hutan jati Tuban rawan mengalami kebakaran. Kondisi itu terjadi karena banyaknya dedaunan kering dan semak belukar yang tumbuh di bawah tegakan pohon jati,” ujarnya.
Karena hutan jati di wilayah Perhutani Tuban sangat luas dan jumlah petugas Perhutani sangat terbatas, petugas meminta dukungan dan peran aktif masyarakat dalam pengamanan hutan dari bahaya kebakaran.
“Keberadaan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dalam program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) diyakini sangat efektif untuk mengantisipasi kebakaran hutan,” paparnya.
Melalui LMDH tersebut, Miswanto berharap warga berpartisipasi aktif dalam pengelolalan kawasan hutan sekaligus dalam pengamanan termasuk dari bahaya kebakaran.
“Petugas Perhutani di lapangan bersama masyarakat itulah yang menjadi garda depan untuk pengamanan kawasan hutan,” tuturnya.