TUBAN, Tugujatim.id – Dampak musim kemarau yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia sejak beberapa bulan yang lalu mulai terasa. Di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, air bersih dan juga penampungan air untuk pengairan sawah terkena dampaknya.
Seperti terjadi di Waduk Desa Karanglo, Kecamatan Kerek, Tuban, pada Jumat (4/8/2023) siang. Waduk seluas 1 hektare yang biasanya penuh dengan air kini mulai mengering. Persediaan air tadah hujan yang kerap digunakan para petani untuk mengairi sawah saat musim kemarau ini pun telah habis.
Sejauh mata memandang, hanya terlihat rumput ilalang dan sedikit cekungan sisa air yang berkurang akibat kekeringan.
Petani setempat, Darji mengaku kelabakan dengan kondisi seperti ini. Pasalnya, air sungai dari waduk ini menjadi andalan petani dalam mengairi sawah-sawah sekitar.
“Waduknya kering sudah tiga bulan lalu. Ini habis karena tidak ada hujan. Sedangkan petani terus mengambil air untuk menyiram tanaman, sehingga sekarang habis,” ucapnya.
Ketiadaan air ini memaksa petani berhenti bercocok tanam. Hektaran lahan pertanian dibiarkan terbengkalai karena tidak mendapat pasokan air yang cukup untuk tanamannya. “Ini sekarang lahannya ya dibiarkan terbengkalai karena memang nggak ada air. Nanti kalau sudah hujan, baru bisa tanam lagi,” imbuhnya.
Sebelumnya, kondisi serupa juga dialami warga Desa Waleran, Kecamatan Grabagan, Tuban. Untuk berhemat air, mereka rela mandi sekali dalam sehari. Sebab dalam sehari-hari, mereka bergantung pada air yang dibeli dari jasa penjualan air tangki.
Setiap tangki dihargai sekitar Rp160 ribu. Itupun hanya digunakan masak, minum, dan juga keperluan pribadi lainnya.
Reporter: Rochim
Editor: Lizya Kristanti