SURABAYA, Tugujatim.id – Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur mencatat ada kenaikan okupansi atau jumlah pengunjung hotel di Surabaya. Hal itu disampaikan Sekretaris BPD PHRI Jawa Timur, Puguh Sugeng Sutrisno.
“Sejak PPKM dilonggarkan agak meningkat. Mulai Januari 2022 sekitar 44 persen, Februari 46 persen, Maret 47 persen, pada bulan April agak menurun, sebab, memasuki bulan Ramadhan, memang saat periode bulan Ramadhan okupansi hotel agak menurun sampai lebaran,” jelasnya, pada Sabtu (14/1/2023).
Sementara untuk bulan Mei, Juni, dan Juli ada kenaikan lagi. “Agustus turun kembali, tapi bulan September, Oktober, November naik karena teman-teman ketolong dengan Mice (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition), karena banyak dinas-dinas yang menghabiskan anggaran akhir tahun,” imbuhnya.
Lanjut Puguh, untuk bulan Desember naik pesat dengan adanya Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang membuat banyak hotel penuh. “Pada bulan Desember adalah momen yang tepat untuk teman-teman mencari revenue dengan mengadakan event malam Natal dan perayaan Tahun Baru 2023,” jelasnya.
Namun, kenaikan-kenaikan itu belum terjadi secara sigifikan. “Kalau kita review kembali pada tahun 2019 saat sebelum pandemi (Covid-19), kenaikan pada sepanjang tahun 2022 belum signifikan sama sekali, bahkan sebelum pandemi okupansi hotel bisa mencapai 75 hingga 80 persen kenaikannya,” jelasnya.
Terkait asal pengunjung hotel di Surabaya, kata dia, rata-rata berasal dari luar kota. “Wisatawan yang paling banyak dari luar kota seperti Jakarta, Bandung, Yogya, Semarang, dan beberapa ada yang dari wilayah Jawa Timur yakni Jember,” terangnya.
Kata dia, pemberlakukan PPKM menjadi kendala utama sektor perhotelan di Surabaya. “Kendalanya ya karena PPKM sejak Januari hingga Oktober yang belum jelas, masih ditarik ulur oleh pemerintah, di situ kendalanya kami mempertahankan kenaikan pengunjung, selama Januari hingga Oktober tersebut kita tetap memasang barcode Peduli Lindungi dan hand sanitizer,” ucapnya.
Puguh berharap pada 2023, okupansi bisa dipertahankan, bahkan bertambah. “Kami optimis untuk tahun 2023 kenaikan okupansi perhotelan akan meningkat. Apalagi sudah mendekati tahun pemilu 2024. Jadi kegiatan partai-partai bisa dilakukan di hotel-hotel dengan memanfaatkan ballroom yang ada,” pungkasnya.