MOJOKERTO, Tugujatim.id – Olahraga dayung merupakan salah satu cabang sport air yang menggunakan perahu di atas air, termasuk jadi salah satu cabor Porprov VIII Jatim 2023. Olahraga ini biasanya dilakukan di sungai, danau, kolam buatan, maupun laut. Tentunya olahraga ini membutuhkan tenaga kuat, keahlian berperahu, dan bisa secara perorangan maupun berkelompok.
Dalam perkembangannya, olahraga ini bisa bersifat permainan dan bisa pula bersifat perlombaan. Bahkan, olahraga ini turut memadukan unsur seni yang mana ada perpaduan antara gerak tubuh dan alat mendayung yang dilakukan secara berirama dan terus-menerus.
Di Indonesia sendiri, olahraga dayung merupakan gabungan dari tiga cabang olahraga yaitu rowing, canoeing, dan traditional boat race atau perahu naga. Sedangkan untuk skala internasional, ketiga cabang olahraga tersebut memiliki induk organisasinya sendiri-sendiri.
Rowing mempunyai induk yaitu Federation International Societes de Aviron (FISA). Sedangkan canoeing berinduk pada International Canoe Federation (ICF), lalu untuk Perahu Naga mempunyai induk bernama International Dragon Boat Federation (IDBF). Sedangkan di Indonesia, ketiga cabang olahraga tersebut dinaungi oleh satu induk organisasi yaitu Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI).
Sejarah Olahraga Dayung
Menurut Aldiansyah dkk dalam jurnal Penjaskersek berjudul “Evaluasi Kondisi Fisik Dominan pada Atlet Dayung Dragon Boat USM tahun 2018”, olahraga dayung dianggap sudah lahir sejak kehidupan nenek moyang, bahkan sebelum ditemukan aksara atau tulisan. Karena itu, tidak ada yang tahu pasti negara mana yang memulai olahraga ini. Dikatakan pula dalam sejarah Mesir kuno bahwa para pejuang Amenopis II telah sangat mengenal olahraga dayung pada 1430 SM.
Selain itu, peradaban dari kepulauan Aenea mempunyai kebiasaan menabur abu di atas laut menggunakan perahu dayung. Olahraga secara kuno juga sudah diterapkan di Greenland oleh suku Eskimo saat upacara berburu. Perahu yang digunakan saat itu adalah kano dan kayak.
Olahraga ini baru diresmikan sebagai suatu olahraga sekitar abad 16, walau dayung perahu telah dimulai sejak kehidupan manusia di zaman purba atau sebelum Masehi.
Perbedaan antara kano dan kayak cukup sulit untuk ditentukan. Orang Eskimo menggunakan dayung tunggal untuk kapal mereka, tapi ada juga dayung ganda yang digunakan untuk kayak. Baik kano maupun kayak tidak ditemukan bentuk dasar dan luas penutup geladak dari perahunya. Ada juga perahu-perahu berbentuk kayak dan kano dengan penutup yang terbuka semuanya.