TUBAN, Tugujatim.id – Paragon Goes to Pesantren berlanjut ke Pesantren Al-Falah Putri pada Rabu (05/04/2023). Program yang bekerja sama antar Paragon Corp dengan NU Circle itu berlangsung seru pada Ramadan 1444 H/2023 M. Dalam pertemuan tersebut ada pembahasan menarik yakni soal santriwati yang sukses mengelola perusahaan kosmetik dengan mempekerjakan 12 ribu karyawan.
“Jadi kalian tidak usah minder. Bahwa founder Paragon Corp itu juga berasal dari santriwati juga,” ujar Head of Stakeholder Management Paragon M. Adi Yasir Maulana saat memberikan sambutan kegiatan talk show perjalanan Ramadan bersama lebih bermakna itu.
Yasir, sapaan akrabnya, menuturkan, Paragon adalah karya anak bangsa punya orang Indonesia, seorang muslim yakni Nurhayati Subakat. Jadi, dia mengatakan, kalian semua patut berbangga. Bahwa kesempatan untuk sukses juga dimiliki oleh santri. Untuk itu dalam kesempatan di bulan Ramadan, Paragon ingin mengajak semuanya untuk bersama-sama bergerak melakukan hal baik sekaligus memperkenalkan perusahaan.
“Sesuai hadis nabi, sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lainnya. Kami ingin mengajak bersama karena dilakukan barengan akan terasa mudah. Dan yang paling utama cepat menyebarnya,” terang Yasir.
Dalam kesempatan tersebut, hadir Ketua NU Circle wilayah Jatim yang juga Sekjen One Pesantren One Product (OPOP) Jatim Gus M. Ghofirin. Dia berbagi tips sukses untuk menjadi pengusaha.
Gus Ghofirin menuturkan kuncinya ada empat untuk menjadi pengusaha. Yakni modal, jaringan, ikhtiar, dan tentunya doa.
Satu per satu Gus Ghofirin menjlentrehkan, pertama adalah modal. Biasanya pengusaha pemula, menganggap modal adalah uang. Rata-rata yang mau memulai keluhannya modal. Padahal, tidak semua modal itu berupa uang.
Menurut salah seorang ekonom nasional dalam satu seminar menuturkannya setelah pemaparan masuk pada sesi tanya jawab. Saat ada pertanyaan dari peserta seminar bahwa modal kendala utama. Ekonom tersebut menawarkan, kalaupun ada modal minta uang berapa.
“Kemudian diberikan pemahaman bahwa modal tidak hanya uang. Tangan, kaki, maupun panca indera lainnya menjadi modal yang utama dalam memulai usaha,” katanya.
Tips kedua yaitu mental. Dia mengatakan, seorang pengusaha harus memiliki mental yang kuat dalam menghadapi segala hambatan maupun rintangan saat menjalankan bisnisnya. Tidak mudah menyerah, pantang putus asa untuk mewujudkan sebuah kesuksesan.
Selanjutnya yaitu butuh jaringan. Nah, jaringan menjadi penting untuk bermitra. Salah satu kunci suksesnya adalah seringlah bersilaturahmi, bertukar pikiran, berdiskusi, dan lain sebagainya. Terakhir yakni doa. Di mana Allah menjadi tempat bergantung tidak ada yang lainnya.
“Jadi bedanya pengusaha yang santri dan yang tidak adalah ini. Jangan sampai santri mendatangi dukun, meminta syarat untuk kelancaran bisnisnya. Ini yang keliru. Maka virus santri yang menggantungkan segala sesuatunya tentu dengan ikhtiar harus disebarluaskan. Seperti halnya Ibu Nurhayati Subakat yang sukses mengembangkan usahanya sampai sekarang,” ujarnya.