MALANG, Tugujatim.id – Sejumlah pedagang sapi di Kabupaten Malang berjualan di pinggir jalan di sekitar Pasar Hewan Gondanglegi. Hal ini karena, pasar hewan tersebut masih ditutup sejak 12 Mei 2022 lalu akibat wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Namun, berjualan di pinggir jalan tidak sepenuhnya aman bahkan bisa membahayakan pengguna jalan. Diketahui sejauh ini sudah ada dua kejadian sapi lepas dan merusak kendaraan orang yang melintas.
Ahmad Ikhsan (52), pedagang asal Desa Sudimoro, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, mengatakan dua ekor sapi itu lepas dari kendali pemiliknya dan berlari ke arah mobil yang tengah melintas, lalu menyerang mobil tersebut.
“(Pemiliknya) nggak kuat meganginnya, terus (sapinya) lepas,” ujarnya saat ditemui di area luar Pasar Hewan Gondanglegi, Senin (8/8/2022).
Dalam peristiwa itu, dua mobil mengalami kerusakan dan pemiliknya meminta ganti rugi kepada pedagang atau pemilik sapi. Kondisi berbahaya ini membuat Ikhsan ingin Pasar Hewan Gondanglegi segera dibuka sehingga dia dan pedagang lainnya bisa berjualan dengan aman dan nyaman.
Terkait penjualan, Ikhsan mengatakan saat ini harga jual sudah mulai normal. Jika dulu harga jual sapi sempat anjlok hingga Rp 19 juta per ekor, kini harga rata-rata per ekornya adalah Rp 25 juta.
“Penjualan sudah normal lagi. Sapi yang sakit juga tidak sebanyak dulu,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Kabupaten Malang, Eko Wahyu Widodo mengatakan belum ada wacana pembukaan pasar hewan karena kondisi wabah PMK di Kabupaten Malang masih belum kondusif.
“Belum (ada wacana). Ini masih giat vaksin, masih belum merata,” ujarnya.
Ia merinci saat ini terdapat sekitar 19 ribu ekor hewan yang terpapar di virus PMK. 16.500 di antaranya sudah sembuh, sementara 2.500 ekor masih sakit.
“Tingkat kesembuhannya 86 persen,” kata Eko.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim