MOJOKERTO, Tugujatim.id – Kebakaran lahan yang sempat melanda wilayah Gunung Penanggungan di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, memang telah padam. Kepulan asap yang muncul juga diduga datang dari sisa-sisa terbakarnya vegetasi ilalang dan semak belukar yang masih menyala.
Walau begitu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto mengendus adanya potensi bencana lain. “Masih ada potensi lain. Dikhawatirkan bencana longsor terutama karena vegetasi banyak yang terbakar. Apalagi beberapa wilayah di Kabupaten Mojokerto sempat dilanda hujan,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim, pada Minggu (5/11/2023).
Kekhawatiran BPBD Kabupaten Mojokerto cukup beralasan. Pasalnya, luasan area yang terdampak pada peristiwa kebakaran lahan baru-baru ini diduga mencapai 80 hektare. Vegetasi semak belukar dan ilalang mendominasi dari peristiwa tersebut.
Bila datang hujan dengan intensitas tinggi, tanaman yang menjadi penyangga aliran air diduga tak cukup mumpuni. Dari peristiwa kebakaran Gunung Penanggungan juga dikhawatirkan sisa kayu dan batu-batuan dapat turun hingga kaki gunung ketika longsor.
Meski demikian, Khakim mengaku pihaknya masih melakukan kajian lebih dalam tentang potensi longsor atau banjir. Sebab musim hujan diprediksi datang ke Kabupaten Mojokerto mulai pekan depan. “Masih kami koordinasikan dengan pihak-pihak lain. Itu sebagai upaya mitigasi tentang potensi yang bisa saja terjadi ketika akan datang musim hujan,” imbuh Khakim.
Seperti diketahui, warga Mojokerto sempat dihebohkan dengan peristiwa kebakaran yang terjadi di Gunung Penanggungan. Kebakaran tersebut melanda tiga titik, yaitu titik pendakian Tamiajeng, jalur pendakian Kedungudi, dan jalur pendakian Kunjorowesi.
Saking luasnya kebakaran, kobaran api sempat terlihat dari beberapa wilayah. Warga Mojosari hingga Ngoro sempat memotret nyala kobaran api pada Kamis (2/11/2023) malam lalu.
Reporter: Hanif Nanda
Editor: Lizya Kristanti