SURABAYA, Tugujatim.id – Banyaknya stan yang masih tutup dan berimbas sepinya pengunjung di Pasar Turi Baru Surabaya menjadi salah satu kendala bagi para pedagang yang buka tidak mendapatkan omzet sama sekali setiap hari.
Berdasarkan pantauan Tugujatim.id, ribuan stan tersedia di Pasar Turi Baru Surabaya memang banyak yang belum dibuka para pemiliknya. Ada pengunjung yang berlalu-lalang di lantai 1 dan 2. Sedangkan ketika memasuki lantai 3 dan 4, tidak banyak pengunjung yang bertandang.
“Ya seperti yang terlihat, sepi kayak gini setiap hari,” kata salah satu penjaga toko baju di lantai 3, Jamilah, Senin siang (03/04/2023).
Sepinya pengunjung membuat dagangannya hampir setiap hari tidak mendapatkan omzet sama sekali. Menurut pengakuannya, terkadang pengunjung akan datang saat akhir pekan. Itu pun sekadar melihat-lihat tidak berniat membeli.
“Hampir setiap hari gak dapet (pembeli) sama sekali. Notok-notok (maksimal) paling Rp300 ribu, itu pun sudah bersyukur banget,” ungkapnya.
Baca Juga:
Pemuda asal Blimbing Malang Diduga Depresi Terlilit Utang Pinjol, Ditemukan Tewas Gantung Diri
Selaras dengan Jamilah, salah satu pedagang dompet di lantai 4 bernama Fera juga mengaku jarang mendapat pembeli.
“Nol rupiah setiap hari,” tutur Fera sambil memperagakan jari tangan membentuk angka nol.
Menurut dia, banyaknya stan yang belum buka dengan area luas seperti Pasar Turi Baru Surabaya menjadi kendala bagi pembeli untuk mampir.
“Ya mungkin karena areanya terlalu luas ya, terus banyak yang nggak buka. Jadinya, kalau orang nyari apa gitu (barang yang diinginkan) pasti nggak ada. Karena nggak banyak macam-macamnya,” ucap Fera.
Baca Juga:
Motif Tersangka Pembacokan Penjual HP Bekas di Pasuruan, Ngaku Emosi Dompet Hilang
Sementara itu, Liliyanto, salah satu pemilik toko tas yang di Pasar Turi Baru Surabaya mengaku sering nombok alias rugi karena sepinya pengunjung pasar. Terlebih, dia juga memiliki kewajiban membayar karyawannya.
“Yang pasti banyak minusnya. Kami tetap buka juga bayar listrik kan, terus gaji karyawan,” jelas Liliyanto.
Menurut dia, upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak management Pasar Turi Baru Surabaya untuk menarik pengunjung dengan menggelar berbagai event seperti pameran dan bazar belum memberikan hasil yang signifikan.
“Kadang kasihan juga, sudah bikin itu (event) tapi masih sepi,” paparnya.
Menurut Liliyanto, jika para pedagang tidak memiliki pelanggan lama akan lebih sukar beradaptasi untuk menarik pembeli. Sebab, mayoritas pedagang di pasar ini merupakan pindahan dari Pasar Turi lama dan PGS atau Pasar Grosir Surabaya.
“Kami ada pembeli, tapi itu pelanggan-pelanggan lama waktu di Pasar Turi sebelumnya atau kalau enggak yang dari PGS. Kalau pedagang baru yang mulainya dari nol, saya rasa cukup sulit,” jelasnya.
Sementara itu, General Manager Pasar Turi Baru Surabaya Teddy Supriyadi mengungkapkan, lokasi tempat menjadi salah satu kunci meningkatnya omzet. Lantai dasar dengan stok barang yang cukup banyak bisa menarik pengunjung.
“Ada juga pedagang yang punya omzet tinggi. Memang tidak bisa digeneralisasi ini mewakili yang lain. Tingkat keramaian itu tergantung kepada pedagang itu sendiri. Lokasi sangat menentukan seberapa strategis meningkatkan omzet penjualan. Kalau lantai bawah itu ramai dan penjualan mereka meningkat,” ungkap Teddy pada Senin (03/04/2023).
Baca Juga:
Ngeri Tabrakan Pickup vs Truk TNI AD di Kejayan Pasuruan, 2 Orang Tewas
Teddy mengungkapkan, manajemen pasar sudah memberikan solusi terkait pemindahan stan melalui program pemetaan.
“Sebenarnya kami sudah memberikan solusi terutama mereka yang jualan di ujung, nyelempit, tidak kelihatan tentu saja agak sulit membantu mereka meningkatkan omzet. Tapi, kami sudah punya strategi untuk dipindahkan ke tengah melalui program pemapatan,” tuturnya.
Selain itu, ada faktor lainnya yakni kreativitas dan strategi setiap pembeli juga perlu ditingkatkan. Misalnya dari segi tatanan display, variasi produk, hingga pemasaran melalui market place atau media sosial.
“Kemudian bisa dilihat seberapa menarik display yang mereka siapkan, barang yang disediakan kemudian apa mereka berupaya memasukkan produknya ke market place atau media sosial. Karena itu berpengaruh sekarang penjualan online itu grafiknya meningkat,” ujarnya.