MALANG, Tugujatim.id – Podcast Tugu Inspirasi episode 73 pada Sabtu (4/2/2023) mengundang Rizky Ramdan, pengusaha di bidang pariwisata asal Kota Batu, Jawa Timur, untuk berbincang mengenai peluang bisnis pariwisata di Malang Raya.
Pria yang bekerja di bidang manajemen aset vila, tour, dan travel itu bercerita soal bagaimana pengalamannya bekerja di sektor pariwisata, dan bagaimana caranya memulai dan mengembangkan bisnis startup digital mulai dari nol.
Tak hanya itu, kandidat doktor dari Universitas Brawijaya tersebut juga memberikan tips untuk kalangan milenial yang ingin bekerja di sektor pariwisata. Dari kiat bekerja di sektor produksi, distribusi, hingga jasa seperti tour guide dan travelpun ia bagikan.
Awalnya, pria berusia 30 tahun tersebut hanya memfokuskan usahanya di kawasan Kota Batu. Pada 2018, dia mulai mengembangkan usahanya dengan menyediakan tour ke berbagai destinasi di Indonesia, seperti Bali dan Lombok.
Namun, harga tiket penerbangan domestik yang tidak stabil membuat dia harus memutar otak dan memberanikan diri untuk kembali mengembangkan bisnis travelnya dan menyediakan paket liburan ke berbagai negara di Asia. Ia juga bekerja sama dengan PT lain untuk menyediakan biro perjalanan umrah.
“Singkat cerita pada 2018 tepatnya, saya memulai membuka tour ke berbagai destinasi kayak Bali (dan) Lombok. Terus terjadi perubahan tiket mendadak mahal. Akhirnya mengubah (pikiran di) kepala saya untuk berani berekspansi menjual tiket tour ke luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan kayak Jepang, Korea, bahkan India. Dan Alhamdulillah sekarang bisa berjalan juga,” ujarnya.
Selain fokus dengan bisnis travel agent, Rizky juga menggeluti bisnis estate management yang berhasil di saat bisnis travel tengah meredup saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia 2020 silam.
Dia menjelaskan ada anomali yang terjadi ketika pandemi terjadi, di mana bisnis vila dan juga staycation, khususnya di Kota Batu mengalami perkembangan yang pesat dibanding dengan wilayah lainnya.
“Itu anomali, hotel-hotel full booked 100 persen kayak gitu. Meskipun terdapat pembatasan cuma boleh 50 persen, tapi semua kamarnya terisi. Dari situ saya lihat tren-tren bisnis vila juga staycation satu hari dua hari lebih menggeliat lagi gitu membuat saya bertahan,” ujarnya.
Menurutnya, hal itu dapat terjadi karena wisatawan yang ingin pergi ke Bali atau kawasan Indonesia timur harus melakukan tes PCR sebelum melakukan perjalanan yang membuat biaya perjalanan semakin membengkak.
“Saya lihat memang bisnis pariwisata Malang ini istilahnya pemulihannya lebih cepat dibandingkan daerah wisata yang lain, seperti halnya Bali dan Lombok waktu Covid-19 kemarin. Untuk ke sana butuh pembelian tiket dan juga tes PCR maupun antigen yang membuat biaya perjalanan wisata mahal,” tambahnya.
Pria kelahiran Batu itu menyatakan, meningkatnya bisnis vila dan staycation ini juga berdampak positif pada bisnis kuliner di kawasan Malang Raya. Dapat dilihat dari banyaknya kafe baru yang buka di Malang Raya ketika pandemi Covid-19.
Hal ini juga bisa terjadi karena peranan pemerintah dalam membangun sarana dan prasarana yang memadai untuk memudahkan perjalanan orang-orang dari berbagai wilayah untuk datang ke Malang. Tak hanya itu, dia juga memanfaatkan berkembangnya bisnis staycation serta minat wisatawan berkunjung ke wisata alam dengan menyediakan trip ke Gunung Bromo di dalam paket tour yang disediakan.
Paket tour Bromo yang diberikan kepada wisatawan juga sudah termasuk dokumentasi. Menurutnya, dokumentasi sangatlah penting, tidak hanya bagi wisatawan, tetapi juga bagi bisnisnya sendiri. Karena dokumentasi yang bagus dapat menjadi ajang promosi yang baik, terutama ketika wisatawan yang menyebarkan foto dan juga testimoninya melalui media sosial.
Ketika ditanya mengenai peran pemerintah terhadap perkembangan pariwisata di Malang Raya, dia menjelaskan bahwa saat ini, hal paling penting yang bisa dilakukan oleh pemerintah adalah menyiapkan SDM yang berkualitas untuk mengelola tempat-tempat wisata yang sudah ada agar bisa menarik banyak wisatawan untuk datang.
Selain itu, koneksi untuk memudahkan wisatawan untuk berpindah dari satu kota ke kota yang lain harus lebih ditingkatkan untuk menyediakan paket liburan yang lebih lengkap dan terkoneksi. Misalnya seperti paket wisata dari Malang dan Banyuwangi yang memiliki potensi yang masih besar untuk dapat dimanfaatkan.
Selain infrastruktur, tren bekerja dari mana saja (work from everywhere) juga membantu mendongkrak bisnis vila dan staycation di kota Batu. Karena saat ini banyak orang yang beranggapan bahwa beberapa pekerjaan sudah tidak lagi relevan untuk dikerjakan di kantor karena bisa dikerjakan di mana saja.