TUBAN, Tugujatim.id – Pembangunan proyek strategis nasional (PSN) akan membuka jalur dua provinsi Jateng-Jatim. Sehingga sebanyak 35 desa di 5 kecamatan Kabupaten Tuban bakal dilewati pembangunan ruas Tol Demak-Tuban. Rencananya, tol ini akan dibangun mulai 2025. Harapannya bisa mendongkrak perekonomian baru di wilayah yang dilintasi, terutama Jawa bagian utara.
Direktur Direktorat Pelaksana Pembiayaan Infrastruktur Jalan dan Jembatan Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan, Kementerian PUPR, Reni Ahiantini dalam sambutannya mengatakan, proyek strategis nasional selain ruas tol Demak–Tuban, akan dibuka juga di wilayah Kabupaten Tuban dengan ruas tol bagian Ngawi-Bojonegoro-Babat-Tuban yang akan melintasi 6 desa di satu Kecamatan Plumpang.
“Dengan digelar konsultasi publik ini, nanti akan menjadi pelengkap data penyusunan analisis dampak lingkungan (amdal) untuk proyek strategis nasional. Jadi, kami mohon saran dan masukan dari pemangku kebijakan maupun tokoh masyarakat di masing-masing desa dan kecamatan,” kata Reni saat mengikuti kegiatan konsultasi publik lewat daring pada Rabu (16/02/2022).
Sementara itu, Staf Ahli Bupati bagian Perekonomian, Keuangan, dan Pembangunan Kabupaten Tuban Abdul Rakhmat menyambut baik perencanaan. Sebab, multiplayer efeknya akan meningkatkan perekonomian di masyarakat dan mempercepat arus lalu lintas.
Meski begitu, pihaknya juga meminta kepada direktorat jenderal maupun konsultan proyek pembangunan agar memperhatikan kearifan lokal yang ada. Jangan ada yang dirugikan atas proyek pembangunan ini.
“Namun untuk ruas Ngawi-Bojonegoro-Tuban akan melintas atau memakai jalan provinsi yang selama ini dipakai masyarakat untuk transportasi maupun pemukiman warga. Itu dampaknya besar. Makanya, kami minta untuk dikaji kembali,” ungkapnya.
Dalam konsultasi publik itu juga dibuka sesi tanya jawab dan tanggapan. Salah satunya dilontarkan perwakilan BPD Desa Gaji, Kecamatan Kerek. Dia menginginkan saat pembebasan tanah harus transparan. Dia melanjutkan, jangan sampai terjadi seperti di sebagian proyek strategis nasional (PSN) yang bergejolak.
“ Ya, kami sepakat dan sangat menudukung proyek ini. Namun, kami meminta agar tidak terjadi seperti yang ditayangkan di media. Selanjutnya, nanti saat pembangunan juga melibatkan warga terdampak untuk diikutsertakan dalam pengerjaan maupun saat sudah beroperasi,” ujarnya.
Untuk diketahui, desa di wilayah Tuban yang bakal dilintasi ruas Tol Demak-Tuban di antaranya, sembilan desa di Kecamatan Bancar, yakni Desa Jatisari, Karangrejo, Kayen, Latsari, Ngunjuran, Siding, Sukoharjo, Tenggerkuloan, dan Tlogoagung.
Selain itu, di Kecamatan Kerek juga ada sembilan desa yang bakal dilintasi yakni, Gaji, Gemulung, Jarorejo, Kasiman, Kedungrejo, Margomulyo, Padasan, Temayang, dan Wolutengah. Dan ada tujuh desa di Kecamatan Merakurak, di antaranya Desa Kapu, Pongpongan, Tahulu, Tegarejo, Temandang Tuwiri Wetan, dan Tuwiri Kulon.
Sedangkan di Kecamatan Tambakboyo, ada empat desa, yaitu Belikanget, Cokrowari, Mander, dan Plajan. Lalu untuk Kecamatan Semanding ada enam desa. Yaitu, Bektiharjo, Boto, Genaharjo, Penambangan, Perunggahan Kulon, dan Sambongrejo.
Sementara untuk ruas tol bagian Ngawi-Bojonegoro-Babat-Tuban yang akan melintasi 6 desa di satu Kecamatan Plumpang, yakni Bandungrejo, Jatimulyo, Magersari, Plandirejo, Plumpang, dan Sambongrejo.