SURABAYA, Tugujatim.id – Partai Kesejahteraan Sosial (PKS) Kota Surabaya tonjolkan generasi milenial dan gen Z pada ajang kontestasi politik Pemilu 2024. Sebab, PKS Surabaya ingin meramaikan pemilu kali ini.
Diberitakan sebelumnya, PKS Surabaya mendaftarkan 50 bacalegnya. Rinciannya, 32 laki-laki dan 18 perempuan untuk pemilihan anggota DPRD Kota Surabaya.
Seluruh bacaleg PKS Surabaya berasal dari kalangan usia 21-40 tahun. Sementara itu, dalam keterangan persnya di tingkat Jawa Timur, PKS mengerahkan 120 caleg yang mana 34 persen atau 41 anggota diisi oleh milenial dan gen Z.
Salah satu Bacaleg PKS Kota Surabaya dari kalangan milenial Dinda Nurmalasari mengungkapkan, sebagai calon politikus yang dinilai mewakili para generasi milenial menurutnya suara anak muda patut disalurkan secara langsung dengan terjun ke dunia politik.
“Kalau saya maju ke PKS ini karena anak muda punya pikiran, cita-cita, dan cara pandang sendiri yang berbeda dengan para generasi seniornya. Kalau pemudanya maju berarti dia mewakili teman-teman se-generasinya. Makanya, saya menerima untuk maju. Walau memang saya menyadari masih kecil, belum pantas di zona politik ini. Saya mikir bahwa kami generasi muda punya suara sendiri untuk disampaikan,” katanya pada Jumat (12/05/2023).
Saat ditanyai alasan bergabung di PKS Surabaya, perempuan berusia 28 tahun ini mengaku partai ini amanah dan kerap bersosialisasi tentang dunia pendidikan hingga agama.
“Bagaimana caranya kami berjuang ini untuk memenangkan PKS. Partai yang menurut saya partai amanah, partai yang mengajarkan saya di berbagai bidang baik agama dan pendidikan. Saya sudah terlibat secara langsung di PKS, apa yang saya dapatkan ingin dibagikan juga ke teman-teman generasi saya,” ujarnya.
Perempuan yang berprofesi sebagai pengusaha ini menggaungkan kepada generasi milenial dan gen Z untuk tidak golput saat Pemilu 2024. Menurut dia, sebagai anak muda seharusnya tidak bersikap apatis terhadap dunia politik.
“Gen Z itu ada pemilih pemula, di mana edukasi politik saat ini kurang ya. Ayolah kita sama-sama belajar. Kalau saya punya tagline #barengdinda, dimaksudkan untuk bareng-bareng belajar untuk di dunia politik ini. Karena berbagai lingkungan masyarakat ini butuh bagian dari milenial. Ayo kita punya suara, kalau diantarkan untuk kebaikan pasti bermanfaat kalau nggak milih eman-eman,” paparnya.
Sebagai informasi, melalui survei yang dilakukan oleh Centre for Strategic and International Studies (CSIS) pada Agustus 2022, generasi milenial dan gen Z memang menjadi instrumen kunci dalam Pemilu 2024. Di mana jumlah pemilih untuk milenial dan gen Z yakni 60 persen.