SURABAYA, Tugujatim.id – Tumbuhnya perekonomian Jawa Timur disokong oleh berbagai elemen, salah satunya melalui industri hijau. Masifnya perluasan industri hijau juga selaras dengan upaya Pemprov Jatim dalam mewujudkan Net Zero Emission (NZE) 2060.
Selain dari sektor kehutanan, sumber emisi Indonesia terbesar juga berasal dari sektor energi, pertanian, penggunaan produk serta limbah, dan juga industri.
Terhitung, dari pada 2020, Pemprov Jatim telah berhasil mempertahankan peringkat sebagai produksi padi terbesar di Indonesia. Kemudian 2022, populasi sapi potong di Jawa Timur juga menduduki peringkat pertama yakni sebanyak 5,5 juta ekor serta 38 ribu sapi perah.
Disusul peringkat kedua, Provinsi Jawa Tengah dengan populasi sapi potong sebanyak 1,8 juta ekor. Tentu, jumlah tersebut turut menjadikan Jatim sebagai pemasok produksi kebutuhan daging nasional.
Menurut Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, pencapaian tersebut dapat terus dipertahankan apabila kondisi alam di Jatim harus terjaga.
“Ini membutuhkan daya dukung alam yang harus kami jaga dengan pelaku usaha harus memiliki sertifikat industri hijau,” katanya dalam acara Gebyar Kreativitas dan Inovasi Industri oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur di Graha Unesa, Jumat (28/07/2023).
Dalam gelaran tersebut juga menjadi momen penyerahan penghargaan kepada sejumlah inovator industri di Jawa Timur yang telah berhasil mengembangkan inovasi produk dan energi ramah lingkungan.
“Saya ingin ke depannya IKM (Industri Kecil dan Menengah) hijau bisa disemai di masing-masing area terdekat. Dan yang mendapat penghargaan bisa menjadi bapak dan ibu asuh untuk IKM lainnya, setidaknya 1 inovator mengasuh 4 IKM. Saya rasa apa yag menjadi target nasional NZE 2060 bisa terwujud,” ujarnya.
Komitmen Pemprov Jatim untuk mewujudkan NZE juga diupayakan melalui penanaman mangrove di sejumlah pesisir laut.
“Kene wes nandur (kami sudah menanam) mangrove di mana-mana, kemudian renewable energy terus diikhtiarkan. Setelah itu sekarang industri hijau,” ungkapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya bahwa hutan mangrove di Jawa Timur kini menjadi terluas se-Jawa Bali. Yakni, menyumbang 48 persen lahan dengan luas mencapai 27.221 ha.
Meski begitu, mantan Menteri Sosial RI tersebut juga menuturkan bahwa untuk mencapai kebangkitan perekonomian Jawa Timur melalui industri hijau juga upaya terwujudnya NZE 2060 tidak hanya berasal dari kerja keras tangan pemprov, tapi juga membutuhkan dukungan dari berbagai elemen.
“Kalau Pemprov Jatim saja pasti nggak nutut, ini ada enam elemen. Pemprov salah satunya. Kemudian perguruan tinggi, pelaku usaha, lembaga sertifikasi keuangan, dan penelitian. Enam ini akan menjadi kekuatan yang luar biasa untuk terus mengidentifikasi,” sambungnya.
Dalam kesempatan ini, Gubernur Khofifah mengukuhkan anggota Forum Industri Hijau. Dia berharap, organisasi ini dapat mendukung penuh dan merumuskan action plan yang bisa memberikan rekomendasi pemprov, perguruan tinggi, juga pelaku industri.
“Maka terus saya sampaikan dalam waktu dekat minta tolong rakor. Saat rakor, saya ingin datang. Dan saya ingin tahu identifikasi paling tidak ini akan menyatu Net Zero Emission 2060,” ujarnya.
Writer: Izzatun Najibah
Editor: Dwi Lindawati