MALANG, Tugujatim.id – Pengabdian Masyarakat Dewan Mahasiswa Fakultas Sastra (DMFS) Universitas Negeri Malang (UM) menggelar webinar nasional mengajak masyarakat Indonesia mengasah critical thinking dengan membahas isu proyek nasional Ibu Kota Negara (IKN) baru pada Sabtu (30/07/22). Webinar yang mengusung tema “IKN: To be or Not to be” ini dihadiri sejumlah kalangan dari siswa SMA hingga mahasiswa.
Pengabdian masyarakat untuk mengasah critical thinking ini pula menghadirkan dua narasumber dari aktivis kampus dan fraksi politik, yaitu Cholilulloh Irawan S.Or selaku Menteri Koordinator Pergerakan dan Kemasyarakatan BEM UM 2020 dan Ahmad Farih Sulaiman MPd selaku Ketua Fraksi PKB DPRD Kota Malang.
Cholilulloh memaparkan pendapatnya mengenai megaproyek strategis nasional membangun Ibu Kota Negara (IKN) baru. Menurut dia, pemerintah harus lebih memerhatikan dampak pada lingkungan di atas fungsi lahan hutan seluas 256.142 hektare saat menjalankan megaproyek IKN. Selain itu, dia mengatakan, jika tidak dikelola dengan benar akan terjadi kegagalan untuk menstabilkan iklim, keanekaragaman hayati, dan terjadi deforestasi yang bisa menjadi ancaman besar.
“Generasi kita akan menanggung risiko dari penebangan hutan dan lingkungan. Sampai hari ini, belum ada proyeksi manajemen lingkungan, pengelolaan limbah dari proses untuk membangun megaproyek, pandangan publik tentang kecacatan proyek sangat nyata,” ungkap Cholilulloh.
Mengenai tindakan yang perlu dilakukan pemerintah, Sekretaris Umum HMI UM itu memandang pemerintah perlu melakukan mapping identifikasi, memikirkan dampak jangka pendek dan panjang, serta menjamin penyelesaian permasalahan pertanahan dan kehutanan. Selain itu, juga menjamin pelibatan publik dalam upaya pemetaan, mendata permasalahan IKN, mendorong pemerintah membentuk satgas pengawas, yaitu pembangunan IKN yang terdiri dari pemerintah terkait dan publik.
“Dengan segala permasalahan yang ada dan telah digagalkannya uji ulang UU IKN serta keberlanjutan pembangunan ini belum ada kata terlambat untuk memperbaikinya. Negara memerlukan solusi-solusi dan alternatif dari milenial serta Gen-Z untuk memperbaiki dan meminimalisasi dampak hari ini dan selanjutnya secara berkelanjutan,” kata dia.
Sementara itu, Ahmad Farih Sulaiman MPd, Ketua Fraksi PKB DPRD Kota Malang, turut mempresentasikan materinya berjudul “Menimbang untung dan buntung pemindahan IKN”. Dalam sesi ini, mantan ketua BEMFA Sastra UM 2006 itu menjelaskan mengapa ibu kota negara harus pindah dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur.
“Secara geografis, Kalimantan berada di tengah-tengah Indonesia, relatif bebas dari ancaman bencana alam seperti gempa dan gunung berapi, lalu agar terjadi pemerataan ekonomi, tidak hanya terpusat di Pulau Jawa. Dan Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai masih memiliki ketersediaan lahan yang luas. Kedua kabupaten ini berdekatan dengan dua kota yang sudah maju, yaitu Samarinda dan Balikpapan,” jelas Founder dari Ngalam Boys itu.
Gus Farih, sapaan akrabnya, juga turut menyampaikan hal-hal yang perlu menjadi perhatian pemerintah. Di antaranya, Kalimantan menyumbang ribuan spesies khas Kalimantan dan pemindahan ibu kota bisa menjadi ancaman bagi flora dan fauna, ancaman deforestasi hutan Kalimantan Timur, kebakaran hutan dan lahan, ancaman krisis iklim, negara mana yang berhasil dan gagal pasca pemindahan IKN.
Dia juga turut menyampaikan Undang-Undang No 3 Tahun 2022 tentang IKN yang nantinya akan dinamai Nusantara ini tak dapat semata-mata dirombak ataupun ditarik. Selain biaya yang sudah diinvestasikan sebanyak lebih dari Rp400 triliun, proses yang panjang juga menjadi penyebabnya.
“Di pemerintahan, usulan UU dari legislatif dan eksekutif, dua-duanya sama-sama memiliki kekuatan. Di DPRD yang diutamakan urgensinya. Presiden mengirimkan surat perintah presiden salah satunya bagaimana DPRD bisa segera bisa menyelesaikan UU IKN. Sehingga program legislasi yang seharusnya dibahas di awal jadi ke belakang karena UU IKN,” jelas Gus Farih.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim