SURABAYA, Tugujatim.id – Sudah sepekan setelah audiensi antara manajemen Pasar Turi Baru bersama Pemkot Surabaya untuk menemukan solusi terkait banyaknya pedagang yang belum membuka stan. Sebelumnya diputuskan bahwa 1 April 2023, seluruh pedagang diwajibkan untuk membuka stan secara serentak. Hingga kini, dari 4.500 stan yang tersedia, hanya 900 yang sudah buka.
General Manager Pasar Turi Baru Teddy Supriyadi mengungkapkan, 1 April merupakan tanggal awal yang diberikan oleh pihak pengelola PT Gala Bumi Perkasa bagi para pedagang untuk membuka stan hingga batas maksimal pada 31 Mei 2023.
“Kami memberi kesempatan sampai 31 Mei. Sehingga masih ada cukup waktu untuk pedagang, mungkin kemarin terlalu mepet waktunya (untuk buka). Sehingga kami beri kelonggaran waktu sampai 31 Mei. Jadi sekarang bukanya masih bertahap,” kata Teddy Supriyadi kepada Tugujatim.id pada Senin sore (03/04/2023).
Teddy mengungkapkan, dari 4.500 stan yang tersedia, saat ini 900 stan yang sudah buka. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibanding minggu lalu, yakni 800 stan.
Menurut dia, ada beberapa hal yang menjadi kendala bagi para pedagang enggan membuka stan. Pertama, tidak sedikit pedagang yang hanya memiliki stan di Pasar Turi Baru saja. Mereka juga membuka toko di pasar lain seperti DTC, ITC, Kapasan, hingga PGS. Sehingga tidak memungkinkan untuk membuka cabang baru di waktu bersamaan.
Kedua, dia mengatakan, terkait bantuan tenaga kerja yang minim. Tidak memungkinkan seorang pedagang dapat memindahkan toko tanpa bantuan tenaga kerja lain. Ketiga, beberapa pelaku UMKM mengaku kesulitan mendapatkan modal.
Baca Juga:
Sepi Pengunjung, Sejumlah Pedagang Pasar Turi Baru Surabaya Ngaku Masih Beromzet 0 Rupiah
“Soal modal, kami sudah mencari solusinya. Mereka bisa dibantu melalui pembiayaan pinjaman modal kerja dan kami juga bekerja sama dengan pihak perbankan serta difasilitasi pemkot,” ujar Teddy.
Melalui keterangannya, selama ini manajemen Pasar Turi Baru Surabaya sudah berupaya melakukan berbagai strategi untuk menarik pelanggan yang datang dan mewajibkan seluruh stan segera membuka toko. Termasuk memberikan diskon service charge kepada pemilik stan sebesar 50 persen.
“Kami juga sudah menurunkan tarif listrik dari Rp300 ribu menjadi Rp100 ribu. Lalu kami menggelar event-event, promo, iklan, melalui media sosial, kampanye, paid promote, termasuk kerja sama dengan para influencer sudah kami lakukan,” jelasnya.
Teddy menuturkan, saat ini jumlah pengunjung di Pasar Turi Baru perlahan mengalami peningkatan sebanyak 10 ribu-15 ribu pengunjung setiap bulan.
“Sekarang kunjungan rata-rata 90-100 ribu per bulan. Perlahan tapi ada pertumbuhan, meningkat sekitar 10 ribu-15 ribu pengunjung per bulan,” bebernya.