PASURUAN, Tugujatim.id – Jumlah pengungsi di Lumajang yang terdampak banjir lahar dingin Gunung Semeru terus bertambah. Berdasarkan data BPBD Kabupaten Lumajang, tercatat ada sebanyak 571 jiwa yang mengungsi hingga Jumat (7/7/2023) malam pukul 23.00 WIB.
Ratusan pengungsi tersebut tersebar di 12 titik posko pengungsian. Di antaranya posko Balai
Desa Pasrujambe, Balai Desa Tumpeng, Balai Desa Jarit, Balai Desa Penanggal, Balai Desa Besuk, Dusun Kampung Baru Desa Sumberwuluh, Balai Desa Nguler, Ponpes Nurus Salam, Rumah Komunitas “Wani Gosong” Jarit, Posko Kecamatan Pronojiwo dan Kecamatan Tempursari.
“Penanganan pengungsi di beberapa tempat sudah terkendali. Dapur umum juga sudah di persiapkan,” ujar Bupati Lumajang, Thoriqul Haq dilansir dari Lumajangkab.go.id.
Jumlah pengungsi terus meningkat karena hujan dengan intensitas tinggi masih terjadi di lereng Gunung Semeru.
Thoriqul Haq juga sempat mengunjungi para pengungsi di Balai Desa Tumpeng pada Jumat (7/7/2023) dini hari kemarin.
Para pengungsi mengeluhkan kebutuhan bantuan makanan, obat-obatan, hingga alas tidur dan selimut, termasuk keperluan peralatan bayi seperti popok hingga susu karena tidak sedikit pengungsi yang membawa bayi dan balita. “Nggak krasan pak, nggak bisa tidur,” ujar seorang pengungsi dalam video IG @Thoriqulhaq.
Pemkab Lumajang juga telah menetapkan status darurat bencana selama 14 hari ke depan. Menurut Cak Thoriq, fokus utamanya saat ini adalah memastikan keselematan jiwa warganya.
Di tengah intensitas hujan dan cuaca ekstrem, dia mengimbau warga terutama yang tinggal di tepian sungai agar menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman. “Masyarakat yang ada di tepian lahar kita evakuasi di tempat pengungsian di beberapa balai desa termasuk yang ada di Balai Desa Jarit ini,” ungkapnya.
Hingga saat ini, Pemerintah Kabupaten Lumajang terus mengupayakan asesmen udan menginventarisir dampak yang ditimbulkan akibat bencana longsor dan banjir lahar dingin.
BPBD Kabupaten Lumajang juga sudah menurunkan alat berat guna mengatasi longsoran tanah.
Reporter: Laoh Mahfud
Editor: Lizya Kristanti