SURABAYA, Tugujatim.id – Banjir menggenangi sejumlah titik di Surabaya di antaranya Babat Jerawat-Benowo, Tanjung Sadari, Jalan Rajawali, Jalan Gresik, Krembangan, Manukan Lor, Dukuh Kupang, Margomulyo dan Tambak Osowilangun. Penyebab banjir dan genangan di sejumlah titik tersebut bermacam-macam, dari sampah hingga kapasitas pompa air.
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) mengunkapkan penyebab banjir yang menggenangi sejumlah titik di Surabaya sejak Senin (5/2/2024). Kepala DSDABM, Syamsul Hariadi mengatakan, faktor penyebab banjir selain intensitas hujan yang cukup tinggi juga diakibatkan karena bermacam-macam. Mulai dari sampah, belum adanya saluran dan rumah pompa.
“Ada beberapa kendala berbeda di tiap lokasi genangan tersebut. Seperti kapasitas pompa dan saluran yang tidak bisa menampung hujan yang terjadi selama 6 jam dari pukul 17.30 – 24.00 WIB,” kata Syamsul Hariadi, Kepala DSDABM dikutip Kamis (8/2/2024).
Selain itu, penyempitan saluran air akibat pembuatan akses jalan juga menjadi salah satu penyebab.
“Sementara di kawasan Tambak Osowilangun yang merupakan kewenangan stakeholder, genangan terjadi karena belum ada saluran dan pompa yang memadai,” ucapnya.
Faktor lainnya adalah masalah banyaknya sampah yang menghambat saluran air menuju me rumah pompa.
“Kemudian faktor lain adalah koneksitas antar saluran yang belum memadai, dan belum selesainya konversi dari saluran irigasi menjadi drainase,” imbuhnya.
Sementara itu, untuk penanganannya Pemkot Surabaya mendatangankan mobil pompa dan Tim Satgas Unit Reaksi Cepat (URC) agar genangan lekas surut. Sedangkan, untuk penanganan jangka panjang Pemkot Surabaya akan membangun sarana dan prasarana drainase.
Pembangunan saluran di kawasan Dukuh Kupang, Manukan, Petemon, Benowo, Mayjen Sungkono dan Mulyosari juga akan dimulai tahun ini.
“Kami memilih lokasi tersebut karena merupakan jalan utama, merupakan langganan genangan dan merupakan pemukiman padat penduduk,” bebernya.
“Kami berkoordinasi antar PD untuk percepatan penanganan saat terjadi genangan. Misalnya dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk pengangkutan sampah dan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) untuk menurunkan mobil PMK saat ada genangan,” pungkasnya.
Reporter : Izzatun Najibah
Editor: Darmadi Sasongko