SWISS, Tugujatim.id – Pandemi yang tiada henti ternyata tidak selalu membawa kerugian, kadang di sisi lain menguntungkan. Misalnya, dapat mendongkrak bisnis para pengrajin dan pengusaha furnitur Indonesia. Bahkan perabot produk Indonesia tembus hingga ke pasar mancanegara, salah satunya negara Swiss.
Dikutip dari website Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Bern, perabot Indonesia memang banyak diminati dan digemari warga Swiss lantaran memiliki kualitas yang tinggi dan mutu yang terjamin. Salah satu produk furnitur yang digemari adalah mebel kayu berbahan alami karena sifatnya yang tahan terhadap berbagai perubahan cuaca di Swiss.
Selain itu, prinsip community development atau fair trade dan sustainability product tak ayal juga turut mencuri perhatian mereka untuk membeli furnitur buatan Indonesia.
Pada Jumat (3/9/2021) lalu, perwakilan KBRI untuk Swiss dan Liechtenstein, Muliaman Hadad melakukan pertemuan dengan importir produk Indonesia berskala besar, Living Dreams di Meilen, Kanton, provinsi Zurich.
Living Dreams sendiri diketahui memiliki beberapa showroom dan gudang yang cukup luas di Meilen, serta toko-tokonya merambah sampai Zurich dan Mallorca (Spanyol).
Pertemuan yang dilaksanakan oleh kedua belah pihak tersebut rupanya tengah mengupayakan penguatan jejaring bisnis dan promosi kegiatan Trade Expo Indonesia Digital Edition 2021 dengan bertemakan “Menghidupkan kembali Perdagangan Global”. Acara ini akan diselenggarakan tanggal 21 Oktober 2021 mendatang.
Selain itu, pertemuan tersebut juga bertujuan untuk melakukan diseminasi terkait perjanjian Indonesia-EFTA CEPA (Negara-Negara Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa) dan manfaat implementasi Indonesia-EFTA CEPA seperti pengurangan pajak produk yang diekspor Indonesia ke Swiss.
Pemilik Living Dreams, Nicole Hoch diketahui memang sudah bermitra erat dengan para pengusaha Indonesia khususnya pengusaha UMKM. Keduanya telah lama melakukan pembelian perabot berskala besar asal Indonesia selama 15 tahun lamanya.
Dengan melakukan penjualan perabot yang dipakai di berbagai fasilitas yang ada di Eropa, seperti hotel, spa, restoran dan lain sebagainya. Konsep kerja sama yang selama ini mereka lakukan adalah memberikan desain dan pesanan kepada para pengrajin di Indonesia kemudian pihak Living Dreams akan mengimpornya ke pasar Eropa.
Nicole Hoch juga menyatakan bahwa di masa pandemi ini penjualan furnitur meningkat drastis hingga 20 persen. Selain dikarenakan work from home, masyarakat Swiss jadi mengalihkan biaya wisatanya untuk pembelian perabot rumah tangga dan ini mempengaruhi nilai impor furnitur Indonesia ke Swiss.
Kini, produk furnitur menjadi komoditas ke enam Indonesia ke Swiss dengan nilai USD 12,178,450 bulan Januari-Juni 2021 yang sebelumnya di bulan yang sama berada di angka USD 9,869,890 tahun 2020. Angka ini melonjak sebanyak 17 persen.
Mengetahui hal ini, perwakilan Dubes Indonesia untuk Swiss, Muliaman Hadad berharap penjualan furniture Indonesia akan semakin kuat di Swiss dan dapat bersaing dengan produk-produk bergengsi lainnya setelah berlakunya Indonesia-EFTA CEPA.
“Peluang terbuka lebar. Kiranya akan membawa peningkatan nilai impor furniture Indonesia ke Swiss, terutama untuk produk-produk UMKM dari para pengrajin kayu dan produsen mebel di Indonesia agar semakin eksis di Swiss,” ujarnya.