PASURUAN, Tugujatim.id – Kreativitas Muhammad Zainul Alim, seorang petani asal Pasuruan, patut diacungi jempol. Pasalnya, dia mampu menciptakan mesin tanam otomatis di tengah semakin berkurangnya buruh tani.
Karya Zainul, demikian biasa dia dipanggil, berawal dari makin sedikitnya buruh tanam padi di daerahnya selama masa pandemi Covid-19. Dia memutar otak untuk mencari pengganti buruh tersebut dengan mesin. Akhirnya, melakukan eksperimen alias coba-coba.
Namun siapa sangka, ekperimen coba-coba pria asal Dusun Wonosalam, Desa Wonosari, Gondang Wetan, Kabupaten Pasuruan ini mampu melahirkan mesin tanam padi otomatis. Sehingga, dia bisa menanam padi dengan lebih cepat, murah dan mudah.
Mesin tanam padi otomatis ini dibuat sejak tiga tahun yang lalu. Karena masih perlu beberapa perbaikan dan penyempurnaan, mesin tanam padi ini baru bisa digunakan setahun lalu.
Tentunya tidak mudah untuk menciptakan mesin tanam padi otomatis ini. Sebanyak 20 kali percobaan dia tempuh untuk menyempurnakan mesin tanam padi sesuai keinginannya. Bahkan Zainul harus merogoh kocek cukup dalam, hingga puluhan juta rupiah untuk merealisasikan mesin impiannya tersebut.
“Alhamdulillah sekarang mesin tanam padi sudah selesai dibuat. Berkat mesin ini dalam setahun saya sudah bisa menanam padi sampai 15 hektar,” ujar Zainul saat dikonfirmasi, Minggu (9/1/2022).
Sebelum punya ide mesin tanam padi sendiri, pria 34 tahun ini sempat membeli mesin buatan pabrik. Sayangnya, mesin yang dibeli itu tidak cocok dengan kontur tanah di Kabupaten Pasuruan. Selain berat, mesin tanam padi buatan pabrik juga mahal biaya perawatannya.
Oleh karenanya, pria yang juga pernah menciptakan traktor dengan remot kontrol ini lantas mempelajari cara kerja mesin tanam padi dari pabrik. Dia mencoba berinovasi dengan membuat mesin tanam padi sendiri yang lebih ringan dan jauh lebih murah dibanding buatan pabrik.
“Mesinnya pakai mesin pemangkas rumput dan besinya saya pilih yang ringan, sehingga cocok disegala medan, bahkan buat pengunungan juga bisa. Berat mesin tanam padi ini cuma 30 Kg, diangkat dua orang kuatlah. Bandingkan dengan mesin pabrik yang beratnya 300 Kg, 5 orang pun nggak kuat,” ungkapnya.
Selain untuk menyiasati kurangnya buruh tani, mesin tanam padi buatan Zainul ini juga diklaim bisa meminimalisir pengeluaran biaya. Berkat mesin ini petani bisa menanam padi dalam jumlah banyak secara serentak sehingga bisa mencegah potensi penyakit padi.
“Saya pernah keliling ke daerah luar Pasuruan, ternyata petani di sana menanam padi secara berbarengan sehingga sedikit penyakit. Dengan alat ini, saya berharap kedepannya petani Pasuruan bisa menanam dengan serentak,” imbuhnya.
Rencananya, mesin tanam padi milik Zainul juga akan dijual kepada para petani. Tentunya dengan harga yang lebih murah yakni hanya Rp 20 Juta per unit. Sementara mesin buatan pabrik bisa mencapai Rp 60 juta.
Nantinya, selain mendapat pelatihan cara memakai mesin tanam padi itu, setiap pembeli juga akan dilatih membuat pembibitan padi modern tanpa cangkul yang lebih praktis.
“Sampai saat ini, sudah terbuat 10 unit mesin tanam padi. Sebenarnya sudah banyak yang pesan tapi baru dikirim nanti setelah di launching tahun ini,” pungkasnya.