JAKARTA, Tugujatim.id – Berikut beberapa poin menarik yang ada dalam debat capres episode ketiga 2024 di Istora Senayan Jakarta, Minggu (07/01/2024).
Debat episode ketiga ini membahas masalah Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional, Globalisasi, Geopolitik dan Politik Luar Negeri.
1. Anies Sebut Anggaran Kemenhan Rp700 Trilun Tak Optimal
Capres nomor 01 Anies Baswedan menyebut jika anggaran Kementerian Pertahanan senilai Rp700 triliun tidak berjalan optimal karena keamanannya pernah dibobol hacker pada 2023.
“Kami ingin mengembalikan dan Rp700 triliun itu tidak bisa mempertahankan,” katanya.
Lalu, anggaran tersebut juga digunakan untuk membeli alutsista bekas. Di mana, kondisi ekonomi tentara berbanding terbalik dengan Menhan Prabowo yang memiliki rumah dinas dan tanah seluas 340 ha.
2. Komiten Anies terhadap Masalah Palestina dan Bahaya Cyver Attack
Anies Baswedan mengatakan, komitmen pembelaan Palestina tidak hanya sebatas statement upacara. Menurut dia, Indonesia harus mengambil peran dalam perdamaian global.
“Presiden bekerja khususnya untuk Palestina. Kami menghadapi tantangan tidak kecil dan beberapa tahun terakhir,” ucapnya.
Dia juga menyebut, sebanyak 160 ribu orang meninggal terkena serangan cyber attack. Dan 800 juta sober perdagangan manusia.
Baca Juga: Gratis! Konser Dewa 19 Hadir di 4 Kota Termasuk di Sidoarjo 2024: Cek Jadwalnya
3. Ganjar Skakmat Prabowo
Beberapa kali Prabowo Subianto mengatakan, data yang diungkap oleh Ganjar Pranowo tidak tepat. Terutama soal Global Peace Index Indonesia, Global Military Session Index, dan kapabilitas militer Loewe Institute Index yang menurun.
“Pak, saya senang Bapak kalau mau bantah data saya. Global Peace kita menurut data itu turun, Global Military turun, kapabilitas militer dari Loewe Institute turun, proporsi anggaran militer turun. Saya ingin tanya, capaian IMF itu cuma sampai 65,49% dari target 79% kenapa terjadi penurunan?” kata Ganjar.
4. Komentar Ganjar Pembelian Alutsista Bekas
Ganjar meminta Prabowo Subianto untuk menjelaskan perihal rencana Kemenhan yang akan membeli 12 pesawar jet tempur bekas dari Qatar. Dan, Ganjar tidak sepakat dengan hal itu.
“Kasihan prajurit, kalau pilotnya mesti dilatih 3 tahun dan pesawatnya bekas dan dia harus datang pelatihan lagi dengan risiko tinggi. Tentu itu sangat berbahaya,” paparnya.
Menurut dia, pembelian alutsista memang membutuhkan anggaran besar, tapi hal itu bisa disiasati dengan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional menjadi 7 persen. Sehingga alokasi ke Kemenhan dari 1 persen menjadi 2 persen dari produk domestik bruto (PDB).
5. Kerja Sama Selatan-Selatan, Prabowo Tekankan Penguatan Ekonomi
Untuk menjadikan Indonesia sebagai pemimpin di kawasan selatan-selatan, maka perlu menguatkan ekonomi nasional karena sebagai fondasi utama hubungan internasional. Geopolitik dan ekonomi menjadi hal yang tidak terpisahkan.
Dia juga menyebut jika Indonesia menjadi panutan negara di Afrika karena sukses menjaga inflasi rendah karena ekonomi tumbuh dan perdagangan surplus.
“Jadi, leadership kita di dunia di hubungan internasional akan tercermin dan ter-impact oleh keberhasilan kita mengelola kekayaan, menghilangkan kemiskinan di negara kita, meraih teknologi, menjadi negara industri, itu yang akan membuat kita memimpin dunia selatan,” ujarnya.
6. Prabowo Kecewa Masalah Pertahanan Jadi Bahan Poin Politik
Prabowo mengaku kecewa dengan kualitas narasi yang disampaikan oleh Anies dan Ganjar. Menurut dia, data yang dipaparkan oleh kedua capres tersebut banyak yang keliru.
“Masalah pertahanan ini dipakai sebagai bahan mencari poin politik yang menurut saya bagi seorang negarawan tidak boleh. Pertahanan adalah sakral. Tadi kalau tidak salah ada paslon yang mengatakan untuk pertahanan tidak boleh ada rahasia, saya rasa ini lucu,” ujarnya.
Lalu, dia juga menyinggung semua parpol yang mengusung Anies dan Ganjar perihal transparansi anggaran Kementerian Pertahanan.
“Semua partai pengusung (Anies dan Ganjar) itu ada di Komisi I DPR. Jadi, semua anggaran pertahanan dibahas di Komisi I DPR diawasi, diperiksa bolak-balik, dan disetujui, jadi aneh. Saya pikir ini teknik politik mencari angka,” ujarnya dalam debat capres itu.
Writer: Izzatun Najibah
Editor: Dwi Lindawati