BATU, Tugujatim.id – Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari retribusi parkir di Alun-alun Kota Batu jauh dari apa yang ditargetkan oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Batu. Dari potensi yang seharusnya bisa meraup Rp 38 juta per bulan, bulan Mei kemarin pihaknya hanya menerima Rp 9 juta saja.
Menanggapi hal itu, Dishub Kota Batu pun menggelar sidak parkir di Alun-alun Kota Batu, Kamis (10/6/2021). Sidak tersebut dilakukan demi memastikan proses tata kelola perparkiran di tempat tersebut memang sudah sesuai.
Kabid Parkir Dishub Kota Batu, Hari Juni menuturkan, setiap juru parkir (jukir) telah diberikan alat kerja berupa karcis yang wajib diberikan kepada pelanggan. Kemudian, 60 persen hasil pendapatan parkir akan diberikan kepada pengelola parkir atau jukir.
Disebutkan, lahan parkir di Alun-alun Kota Batu terdapat 9 Satuan Ruang Parkir (SRP). Di mana setiap SRP nya terdapat beberapa jukir yang bertugas.
“Di Alun-alun saja, potensi pendapatan parkirnya itu Rp 38 juta per bulan. Namun bulan kemarin yang kami diterima hanya Rp 9 juta, ini jauh dari potensi yang kami kaji,” ujarnya.
Diduga Ada Jukir Nakal?

Dia menduga, masih rendahnya PAD sektor retribusi parkir di Alun-alun Kota Batu lantaran masih ada jukir nakal yang tak memberikan karcis kepada pelanggan.
“Kita sudah melakukan pengawasan rutin di sini. Mungkin setelah tidak ada petugas yang mengawasi, mereka tidak memberikan karcis. Padahal kami juga sudah membina mereka untuk terus memberikan karcis,” paparnya.
Sementara itu, Sujadmiko, salah satu jukir di Alun-alun Batu menyebutkan, dia tidak dapat menghitung berapa total kendaran yang parkir di tempatnya dalam sehari lantaran memang tidak selalu ramai.
“Satu bendel (berisi 100) karcis saja kadang tidak habis sehari. Saya sehari setornya Rp 70 ribu, kalau ramai sampai Rp 180 ribu,” ujarnya.
Jukir yang sudah bekerja selama 10 tahun itu mengaku selalu memberikan karcis kepada pelanggannya. Dia juga mengaku mengetahui kewajiban jukir memberikan karcis kepada pelanggan.
“Saya tau kewajiban memberikan karcis kepada pelanggan. Tapi kalau kehabisan memang kita tidak memberikan karcis, biasanya pelanggan memberi seikhlasnya,” ucapnya.
Sekertaris Dishub Kota Batu, Adiek Iman Santoso menyampaikan, pihaknya tidak mencari kesalahan dalam sidak tersebut. Namun sebagai upaya memberikan pembinaan, pengawasan dan evaluasi terkait parkir di Alun alun Kota Batu.
“Kita tidak mau mencari siapa yang salah, kami berharap terwujudnya penegakan peraturan daerah tentang parkir di Kota Batu,” ucapnya.
Saat disinggung apakah target PAD sektor retribusi parkir Kota Batu pernah memenuhi target, pihaknya belum bisa memastikan lantaran masih baru menjabat di Dishub Kota Batu. “Saya tahunya memang masih belum memenuhi target,” ujarnya.