MOJOKERTO, Tugujatim.id – Gemar mendaki gunung saat masih berkuliah, membuat Luluk Pangestuti tergerak dengan keadaan sekitar. Ibu tiga anak tersebut berupaya memanfaatkan sumber daya yang tersedia di alam bebas menjadi barang bernilai jual tinggi lewat produk ecoprint. Tidak hanya itu, sentuhan tangan dingin Luluk tembus hingga pasar luar negeri.
Kegigihan Luluk berawal pada 2020. Namun, Luluk belum berpikir bagaimana dirinya belajar mengolah sumber daya yang ada. Akhirnya, Luluk belajar tentang produk ecoprint secara otodidak alias mandiri.
Luluk menggunakan daun-daun jenis khusus yang ditanam sendiri. Sementara itu, bibit dari daun-daun tersebut dia beli dari seorang pengepul di Pacet. Ragam daun yang digunakan oleh Luluk di antaranya daun Afrika, daun kayu lanang, termasuk daun jarak wulung. Daun-daun tersebut dipandang bisa menghasilkan warna alami, terutama untuk kain berbahan katun, primisima, blacu, rayon, katun paris, serta katun sutra.
“Memang berawal dari suka keluar ke gunung. Berpetualang ke alam terbuka. Tapi, itu sebelum nikah dulu. Lalu ada pelatihan, kami pandang ternyata ramah lingkungan. Bahkan sampai ke pemanfaatan limbah,” ujar Luluk, Jumat (31/05/2024).
Berbekal pelatihan, Luluk terus berupaya. Perlahan, produksi Luluk bertambah. Tidak kurang dari 20 helai kain ecoprint diproduksi Luluk bersama 3 karyawannya. Hasil produksi Luluk turut diperluas dengan kolaborasi berbagai pihak.
“Tentu agar menghasilkan variasi barang yang berasal dari bahan ecoprint kami,” bebernya.
Beberapa benda dari ecoprint Luluk nampak dari sandal, tas, taplak meja, termasuk tempat tisu. Seluruh karya tersebut dipajang di galeri milik pribadinya.
“Untuk warna oranye, salah satu display kami itu pakai daun kayu lanang. Jadi warna yang tampak berasal dari noda alami daun yang dipakai,” urainya.
Dari upaya yang sudah digeluti, Luluk sukses membangun brand NaySyifa Craft. Torehan omzet Rp25 juta per bulan dari karya Luluk menjadi catatan penting. Bahkan, negara-negara seperti Turki hingga Australia turut mencicipi produk Luluk.
“Dan juga kami menjadi salah satu produk unggulan binaan salah satu BUMN pada 2023 lalu,” ujarnya.
Dari segi harga, produk milik Luluk dibanderol dengan harga bervariasi. Produk dengan kain rayon mulai pada harga Rp150.000, sementara untuk produk katun seharga Rp300.000. Lalu produk dari kain sutra dihargai mulai Rp1 juta. Kemudian, produk pakaian jadi seperti sepatu maupun tas berharga mulai dari Rp250.000-Rp750.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Writer: Hanif Nanda Zakaria
Editor: Dwi Lindawati