PASURUAN, Tugujatim.id – Musim kemarau panjang jadi berkah tersendiri bagi petani garam di Kota Pasuruan, Jawa Timur. Hasil produksi garam pun meningkat hingga sekitar empat kali lipat.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Pasuruan, Mualif Arif mengatakan bahwa hingga Oktober 2023, produksi garam sudah mencapai sekitar lebih dari 3.500 ton. Jumlah ini jauh berkali-kali lipat lebih banyak dari pada 2022 yang hanya 982 ton. Tahun lalu, produksi garam di Kota Pasuruan sempat anjlok akibat musim hujan yang tak menentu.
“Kalau tahun kemarin tidak sampai 1.000 ton, alhamdulillah tahun ini bulan Agustus saja sudah lebih 1.000 ton, lalu Oktober sudah lebih 3.500 ton,” ujar Mualif, pada Sabtu (25/11/2023).
Selama tiga tahun berturut-turut, hasil produksi garam di Kota Pasuruan sendiri mengalami penurunan drastis. Di 2020, produksi garam anjlok 30 persen lebih menjadi 6.668 ton dari perolehan 10.044 ton di 2019. Jumlah ini terus menurun, di 2021, produksi garam turun 50 persen, hanya sekitar 3.317 ton. Penurunan paling parah terjadi di 2022, produksi garam terjun bebas hingga 70 persen, hanya menyisakan 982 ton.
Namun, melihat kondisi yang berbeda di tahun ini, Mualif optimistis bila produksi para petani garam di Kota Pasuruan bisa melebih target. “Targetnya kita akhir tahun antara 5.000 sampai 6.000 ton, saya yakin sih bisa tercapai, bahkan mungkin lebih,” ujarnya.
Sementara itu, petani garam asal Kecamatan Panggungrejo, Rohmat menuturkan bahwa musim kemarau panjang ini memang membawa berkah baginya. Biasanya, dia bisa memanen garam sebanyak empat kali sebulan. Namun tahun ini, ia bisa memanen hingga sebanyak lima kali sebulan. “Cuaca panas memang berpengaruh, garam lumayan ada peningkatan dari tahun 2022,” ujarnya.
Rohmat menjelaskan bahwa dalam satu petak tambak garam milknya, sekali panen, dia bisa dapat delapan sampai sembilan ton garam. Dalam sebulan, dia bisa memproduksi hingga minimal 40 ton garam. “Sebulan kan lima kali, jadi dikalikan delapan sampai sembilan ton sekali panen,” pungkasnya.
Reporter: Laoh Mahfud
Editor: Lizya Kristanti