SURABAYA, Tugujatim.id – Seksi Bipolar dan Gangguan Mood Lainnya Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) cabang Surabaya menggelar acara “World Bipolar Day 2023”, di Royal Plaza, Surabaya, Jawa Timur, pada Kamis (30/3/2023) sore.
Kegiatan itu turut menggandeng komunitas Harmony In Diversity dan Perkumpulan Senifoto Surabaya.
Acara ini diisi dengan berbagai kegiatan, mulai dari pameran fotografi, konseling kesehatan mental secara gratis oleh para psikiater dari PDSKJI Surabaya, talkshow bertajuk “Support For Bipolar” yang dibawakan oleh dr Zain Budi Syulthoni dan ceramah oleh Ustaz H M Ridwan Abubakar, serta buka bersama.
Ketua acara tersebut, dr Agustina Konginan mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan dukungan kepada orang dengan bipolar dan keluarganya agar semakin termotivasi untuk sembuh dan tidak lagi merasa sendiri dalam mencari dukungan serta menjalani pengobatan untuk meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik.
“Masyarakat juga diharapkan dapat lebih meningkatkan kesadaran dan pemahaman mengenai gangguan mental, terutama bipolar, serta upaya dalam mendukung pemulihannya,” ucapnya, pada Kamis (30/3/2023).
Berbeda pada gelaran talkshow yang biasanya dilakukan dalam gedung kampus atau rumah sakit, dr Agustina memilih Royal Plaza sebagai tempat penyelenggaraan acara lantaran ingin lebih mendekatkan akses pelayanan maupun edukasi kepada masyarakat, sehingga para pengunjung mal dapat tergugah rasa penasarannya untuk mengetahui pembahasan tentang bipolar.
Untuk itu, dia juga membuka layanan konseling gratis tidak hanya bagi penderita bipolar, tapi juga sekadar curhat, sehingga dapat memudahkan akses kesehatan mental masyarakat.
“Karena terkadang mereka tidak punya pengalaman untuk menghadapi psikolog atau psikiater ya, jadi takut untuk konseling. Maka dari itu, di sini kita hadirkan konseling gratis dan ternyata antusias masyarakat cukup baik. Tadi yang konsultasi tidak terbatas hanya bipolar, ada yang terkait masalah belajar juga,” ungkapnya.
Selama ini, sebagai psikiater yang sehari-hari bekerja di Rumah Sakit Dokter Soetomo Surabaya, dia mengaku masih banyak masyarakat yang takut dan malu untuk datang ke psikolog muapun psikiater karena anggapan sakit jiwa masih saja menghantui di lingkungan masyarakat, sehingga hal tersebut menyulitkan seseorang untuk memiliki keinginan berkonsultasi.
“Dari sini kita ingin menyampaikan bahwa tidak buruk kok saat kita menemui psikolog atau psikiater untuk konseling, demi menjaga kesehatan mental kita,” beber Agustina.
Dengan begitu, dia berharap melalui acara ini masyarakat bisa lebih menyadari dan peduli akan kesehatan mental dan dapat memberikan lingkungan yang suportif. Beragam stigma yang muncul terkait kesehatan mental yang selama ini tumbuh di lingkungan masyarakat dapat mereda sehingga dapat menurunkan tingkatan stres dan angka bunuh diri.
Gangguan bipolar sendiri terjadi 1-2 persen dari populasi (terjadi pada satu diantara 50 orang), pria dan wanita memiliki risiko yang sama pada kisaran usia remaja dan usia awal 20-an.