TUBAN, Tugujatim.id – Sebanyak 30 calon jamaah haji Tuban dihadirkan kemenag pada Rabu (16/11/2022). Mereka hadir untuk mendapatkan pembinaan persiapan pelimpahan porsi haji di gedung PLHUT Kemenag Tuban.
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Tuban Ahmadi Munir mengatakan, pihaknya mengajak calon jamaah haji yang mendapatkan pelimpahan ini untuk selalu bersyukur atas anugerah yang diberikan Allah SWT.
“Bagaimana tidak, mungkin di antara Bapak Ibu belum ada yang mendaftar atau mungkin sudah mendaftar tapi keberangkatan masih lama. Tapi, tiba-tiba mendapatkan anugerah pelimpahan porsi. Jangan lupa untuk mengumrahkan dan membadalkan hajinya,” ujarnya.
Menurut dia, ibadah haji adalah ibadah amaliyah yang membutuhkan dana yang cukup lumayan. Selain itu, juga menjalankan rukun Islam yang kelima juga ibadah jasmaniyah (badan) dan rukhiyah atau ibadah rohani.
“Setelah memahami, mulai sekarang Bapak Ibu bisa mengikuti manasik haji, walau tidak berangkat tahun ini, atau tahun berjalan,” sambungnya.

Dia melanjutkan, dengan mengikuti manasik haji beberapa kali malah semakin baik. Sebab, lebih bisa memahami manasik yang dipelajari. Jadi, dapat melaksanakan rangkaian ibadah haji secara mandiri, tidak bergantung dengan pembimbing atau jamaah lainnya. Tak hanya itu, dia juga selalu mengingatkan kepada calon jamaah haji Tuban untuk mengikuti informasi dan arahan dari kepala seksi PHU.
“Apa yang diinformasikan oleh seksi PHU diikuti dan dilaksanakan karena persiapan berangkat haji itu minimal empat sampai delapan bulan. Mulai tes kesehatan, pengurusan paspor, dan lain sebagainya,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Tuban Ashabul Yamin mengatakan, peralihan atau pelimpahan porsi haji karena beberapa sebab.
“Bisa karena meninggal dunia, sakit menahun, dan disebabkan alasan lain,” ujarnya.
Pemberian pelimpahan ini bisa kepada anggota keluarga (apakah kepada suami, istri, maupun kepada anak).
“Bisa dilaksanakan dengan melengkapi data pendukung yang dibutuhkan, seperti surat kematian bagi ayah, ibu, maupun saudara kandung lain, surat pernyataan tidak mampu bagi yang sakit, dan lain sebagainya,” ujarnya.