PASURUAN, Tugujatim.id – Sejumlah desa di wilayah Kabupaten Pasuruan mulai mengalami krisis air bersih pada akhir September 2022. Krisis air bersih ini disebabkan kekeringan di sejumlah aliran sungai saat musim kemarau berkepanjangan.
Kalaksa BPDB Kabupaten Pasuruan Ridwan Harris mengungkapkan, akhir September ini diperkirakan sebagai puncak kemarau. Menurut dia, sesuai data pengamatan ada 17 desa di wilayah Kabupaten Pasuruan yang termasuk dalam daerah rawan kekeringan. Belasan desa tersebut tersebar di enam kecamatan, mulai dari Kecamatan Pasrepan, Winongan, Lekok, Lumbang, dan Kejayan.
“Total pemetaan ada 17 desa yang kami siagakan,” ujar Harris saat dikonfirmasi pada Rabu (28/09/2022).

Berdasarkan data di Kecamatan Pasrepan, ada empat desa yang rawan kekeringan. Yaitu, Desa Mangguan, Desa Ngantungan, Desa Sibon, dan Desa Petung. Sementara di Kecamatan Winongan, krisis air bersih rentan terjadi di tiga desa yakni Desa Jeladri, Desa Kedungrejo, dan Desa Sumberejo.
Sedangkan di Kecamatan Lekok, kekeringan sering melanda empat desa, mulai Desa Pasinan, Desa Balunganyar, Desa Semedusari, serta Desa Wates. Untuk Kecamatan Lumbang, empat desa rentan kekeringan berada di Desa Lumbang, Desa Watulumbung, Desa Cukurguling, dan Desa Karangjati.
Untuk di Kecamatan Gempol ada Desa Wonosunyo, Kecamatan Kejayan ada Desa Kedungpelaron. Meski begitu, menurut Harris, hingga kini baru ada dua desa yang meminta bantuan distribusi air. Yakni, Desa Sibon dan Desa Mangguan di Kecamatan Pasrepan.

“Sudah mulai kekeringan, yang minta distribusi air bersih sudah melaporkan baru dua desa, yakni Desa Sibon dan Mangguan di Pasrepan,” ungkapnya.
Harris menjelaskan, BPBD Kabupaten Pasuruan sudah mulai menyalurkan bantuan distribusi air ke dua desa di Kecamatan Pasrepan sejak Selasa (27/09/2022).
“Ini sudah dikirim ke masing-masing 5.000 liter sehari,” jelasnya.
Sementara itu, Juleha, warga Desa Sibon, mengatakan, sudah bertahun-tahun desanya selalu mengalami kekeringan dan krisis air bersih saat musim kemarau. Menurut dia, sungai-sungai di wilayahnya hanya mengalir air ketika musim hujan.
“Kalau kering gini sulit cari air harus ke desa sebelah, cuma pas hujan aja lancar,” ujarnya.