Tugujatim.id, Pasuruan – Punokawan Kopi dan Literasi, begitulah nama warung kopi yang berlokasi di Jalan Panglima Sudirman, Desa Suwayuwo, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan ini.
Selain rasa kopi yang mantap, konsep warung ini juga unik. Yakni kafe literasi yang menyediakan ratusan buku bagi pengunjungnya di tengah minimnya ruang dialektika yang ada di masyarakat. Bahkan, warung kopi berkonsep seperti ini mereka klaim sebagai yang pertama di wilayah Pasuruan.
“Punokawan kopi literasi berdiri sejak 9 September 2019. Punokawan adalah simbol atas jati diri seorang manusia yang mengesampingkan pangkat duniawi, akan tetapi lebih memprioritaskan kebaikan dan kesejahteraan bangsa dan negara. Sebagaimana karakter beberapa tokoh yang dilukis dan dipampang di dinding,” terang Ali Mustofa, salah satu inisiator kafe tersebut.
Memang, terlihat di dinding kafe tersebut ada beberapa tokoh-tokoh nasional baik taokoh agama maupun budayawan. Beberapa di antaranya ada Gus Dur, Gus Mus, Sujiwo Tedjo, dan Cak Nun.
Ali juga menjelaskan bahwa kedai kopi literasi ini telah diresmikan pada 19 Oktober 2019. Pada peresmian atau grand opening Punokawan Kopi dan Literasi, ada beberapa grup musik yang memeriahkannya, di antaranya adalah Kerabat Swara dan Telas Ria.
Selain bermusik ria, sambutan-sambutan juga disampaikan. Acara peresmian dihadiri oleh warga, komunitas, wartawan, hingga pegiat literasi Pasuruan.
Lokasi warung ini tidak jauh dengan Taman Safari Prigen. Jika dari Malang, setelah Taman Safari Prigen masih sekitar 5 km kemudian masuk gang kanan jalan.
Berbagai minuman dan makanan tersedia di sana, minuman panas dan dingin, makanan ringan hingga wedang. Kopi dan wedang uwuh menjadi minuman favorit di sana. Sedangkan makanan ringan favoritnya adalah omelet. Harga minuman dan makanan di Punokawan berkisar an
tara 4.000 hingga 12.000 rupiah.
Tidak hanya minuman dan makanan yang disajikan, di meja kasir juga terpampang tembakau kemasan dan keripik yang dijual. Tembakau kemasan dan keripik adalah produk warga. Produk yang bisa dinikmati oleh pengunjung dengan harga terjangkau.
Sedangkan literasi dalam jamuan kafe Punokawan juga melimpah. Punokawan menyediakan banyak buku bacaan yang secara gratis untuk dibaca di tempat. Terdapat sekitar seribu buku bacaan dari berbagai penerbit. Paling banyak dan favorit di baca oleh pengunjung atau warga adalah buku sejarah.
Selain sebagai tempat ngopi dan baca buku, pemilik Punokawan juga membuka ruang kepada setiap komunitas untuk membuat diskusi, pentas musik, dan acara positif lainnya. Ali juga mengatakan bahwa tahun depan akan direncanakan diadakan diskusi rutin bersama Ach. Dhofir Zuhry, ketua Sekolah Tinggi Filsafat Al Farabi Malang.
Punokawan Kopi dan Literasi terbuka untuk semua orang. Kafe buka pada pukul 15.00 WIB, dan tutup pada pukul 03.00 WIB. Konsumen juga bisa memesan makanan dan minuman secara online melalui aplikasi Go Food dan Grab Food.
Penulis: Muiz
Editor: Gigih Mazda