PASURUAN, Tugujatim.id – Bakal calon presiden (capres) dari Partai Nasdem, Demokrat, dan PKS, Anies Baswedan menemui ratusan relawan dan simpatisannya di Hotel Taman Dayu Resort, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, pada Rabu (24/5/2023) malam. Anies tengah melakukan roadshow di wilayah Jawa Timur.
Usai acara, Tugujatim.id mencoba mengonfirmasi tudingan Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR, Hedy Rahadian bahwa Anies salah membaca data Badan Pusat Statistik (BPS) terkait pembangunan jalan di Indonesia.
Anies menyebut bahwa pembangunan jalan di era Presiden Susilo Bambang Yudhono bertambah lebih banyak 7,5 kali lipat daripada era Presiden Joko Widodo. Hal itu Anies sampaikan ketika menghadiri acara Milad PKS, di Istora Senayan, Jakarta, pada Sabtu (20/5/2023) lalu.
Sebaliknya, Hedy Rahadian justru berargumen bahwa Anies telah salah menginterpretasi data BPS. Dilansir dari Detiknews.com, Hedy menyatakan bahwa penambahan jalan nasional yang disebut Anies bukan terkait penambahan jalan baru. Melainkan perubahan status jalan provinsi menjadi jalan nasional.
Ditanya terkait tudingan salah baca data BPS itu, Anies hanya tersenyum. Dia menggelengkan kepala tanda enggan memberikan tanggapan.
Sikap sama juga ditunjukkan eks Gubernur Jakarta ini ketika ditanya tanggapan atas penetapan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G Plate sebagai tersangka korupsi proyek base transceiver station (BTS) 4G apakah berpengaruh pada elektabilitas partai Nasdem. Mengingat Johnny sebelumnya berkedudukan sebagai Sekretaris Jenderal Partai Nasdem.
Anies hanya menanggapi dengan mengucapkan terima kasih. “Suwon ya,” ucap Anies singkat.
Sebelumnya, dalam pertemuan di Hotel & Resort Tamandayu, Anies mendengar aspirasi sekaligus menjawab pertanyaan yang diajukan sejumlah relawan dan simpatisannya.
Anies menyampaikan bahwa banyak sektor-sektor yang membutuhkan perhatian khusus pemerintah republik Indonesia. Mulai dari kesejahteraan guru di sektor pendidikan, para petani, peternak, hingga nelayan perlu ditingkatkan.
“Di berbagai sektor tersebut, produknya banyak kita nikmati, tapi ironisnya pelaku yang ada di lapangan justru tidak mendapat kesejahteraan yang sepadan,” ucapnya.