Tugujatim.id – Organisasi nelayan Rawatan Samudra menggelar acara petik laut atau biasa dikenal dengan istilah Rokat Tase’ yang diadakan sekali dalam setahun di desa Sukajeruk, Kecamatan Masalembu, Kabupaten Sumenep pada Rabu (27/7/ 2022).
Penyelenggaraan upacara rutinan ini selain menjaga budaya leluhur juga dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur nelayan atas karunia rezeki yang diberikan sang pencipta Allah, sekaligus mengharap dijauhkan dari segala bentuk bencana, kecelakaan baik di laut atau di darat.
Jailani, panitia acara, mengatakan bahwa acara petik laut ini murni dari swadaya masyarakat yang diinisiasi oleh organisasi nelayan Rawatan Samudra.
“Selama ini nelayan konsisten melakukan kegiatan-kegiatan positif, terutama perjuangan menjaga laut Masalembu,” kata dia.
Rokat Tase’ biasanya digelar dengan sangat meriah. Warga nelayan menggelar doa bersama yang kemudian dilanjutkan dengan melepas berbagai “sesajen” ke laut dengan menggunakan perahu kecil sekitar sepanjang 5 meter.
Perahu itu dibuat dari bambu lalu diisi dengan berbagai hasil bumi yang ada di Masalembu seperti kelapa, pisang, dan juga ayam. Serta beberapa pernak-pernik lainnya. Kapal dari bambu ini kemudian di arah ke tengah laut dan diiringi oleh puluhan perahu yang telah dihias.
Pada perahu hiasa inilah para nelayan beserta keluarga ikut mengarak ke tengah laut. Lalu kemudian perahu yang terbuat dari bambu dilepas dan dibiarkan terombang ambing oleh ombak.
Jailani menuturkan bahwa nelayan Masalembu harus mampu mengimplementasikan substansi dari petik laut dalam kehidupan sosial masyarakat. Baginya ada banyak sekali nilai moral yang terkandung di dalam tradisi ini. Seperti nilai agama, kerukunan, nilai gotong-royong, dan nilai menjaga adat istiadat.
“Menyinggung nilai agama, selain bentuk rasa syukur dan harapan ikan yang melimpah, tentu tidak bisa dilepaskan dari kesadaran bersama untuk menjaga laut dari segala bentuk pengrusakan, sangat tidak mungkin ikan bisa melimpah ruah jika lautnya rusak,” tuturnya.
Dia juga menjelaskan lebih jauh soal kerukunan dalam tradisi Rokatan itu. Menurutnya, dalam tahun terakhir organisasi Rawatan Samudra menengahi persoalan gesekan nelayan lokal antara pejaring, pemancing dan pemilik rumpon atau rumah ikan.
“Kami harus menjaga bersama, jangan merusak satu sama lain demi terciptanya keharmonisan. Akan tetapi kami tegas tidak bisa berkompromi atau rukun ketika tujuan nelayan untuk menjaga laut Masalembu demi masa depan generasi mendatang dirusak,” kata dia.
Sementara itu, Matsehri, ketua organisasi nelayan, berharap pemerintah dan semua elemen yang ada di wilayah Kecamatan Masalembu bisa mendukung dan terus mengembangkan tradisi petik laut di tahun selanjutnya.
“Mengingat acara ini dilaksanakan murni swadaya dari masyarakat, Forfimka dan Dinas Pariwisata dan Budaya bisa serius menjaga kelestarian budaya ini,” kata dia.
Setelah acara sambutan dan ceramah agama, seluruh perahu “Kaloto’ ” yang dihiasi oleh umbul-umbul dan spanduk warna-warni mengiringi pelepasan perahu rokat di tengah laut.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim