Tugujatim.id – Kabar duka datang dari pendiri dan pemilik PT Samekarindo Indah (Main Dealer Suzuki Kaltim dan Kaltara) Rudy Suardana yang berpulang di Rumah Sakit Mount Elizabeth Singapura, Rabu (22/02/2023), pukul 04.45 waktu Singapura. Rudy Suardana meninggal di usia 85 tahun. Rencananya, jenazahnya akan disemayamkan di Rumah Duka Adi Jasa, Jl Demak No 90-92 Kota Surabaya.
Tentu saja, kabar duka ini juga membuat karyawan PT Samekarindo Indah sedih. Sebab, mereka kehilangan sosok pengusaha sukses yang gigih luar biasa.
Dikenal Pengusaha Sukses yang Pantang Menyerah
Rudy Suardana lahir pada 13 Mei 1938 di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Dilansir dari berbagai sumber, Rudy sejak usia empat tahun sudah hidup sebagai anak yatim piatu. Ibunya meninggal saat dia masih berusia dua tahun. Sementara ayahnya diculik tentara Jepang, dua tahun setelahnya.
Masa kecil Rudy dihabiskan di panti yatim piatu Yayasan Katolik di Surabaya. Kehidupannya sebagai anak yatim piatu, menempa Rudy untuk menjadi pribadi yang punya tekad kuat dan tidak mudah putus asa.
Semasa muda, Rudy selalu berjuang menjadi pasukan terdepan untuk berperang dengan penjajah. Ketika dewasa, dia sudah belajar menjalankan usaha jual beli mobil dan motor bekas saat berkuliah di Fakultas Hukum Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
Dia juga sukses berjualan kendaraan merek ternama di era itu, seperti Holden, Fiat, dan lain sebagainya. Pada 1959 silam, dia menikah dengan Susianawati. Dari pernikahan tersebut, Rudy dikaruniai empat putra dan tujuh cucu.
Bakat berdagang Rudy mengantarkannya dipercaya mengelola Koperasi Angkatan Laut Surabaya saat mengikuti wajib militer pada 1962-1967. Prestasinya dalam berdagang tembakau, tikar, garam, dan beras, menjadikan Rudy naik jabatan menjadi kepala cabang Koperasi Angkatan Laut di Jember.
Perjalanan Karir hingga Punya Banyak Outlet
Pada 1974, pria berpangkat mayor angkatan laut ini kembali ke Banjarmasin, tanah kelahirannya. Di sana, dia ditawari untuk mengelola cabang diler Suzuki dari rekannya di Surabaya. Dia pun mendirikan CV Buana Motor.
Namun, berselang enam bulan, izin usaha rekannya di Surabaya dicabut oleh Indohero selaku diler resmi Suzuki Indonesia. Sebab, diler milik Rudy saat itu bisa menjual 50-60 motor per bulan, Indohero menawarinya untuk melanjutkan usaha tersebut.
Rudy mengubah nama dilernya menjadi PT Sasana Megah Karya (SMK) dengan terobosan menjadi satu-satunya diler motor Suzuki pertama di Indonesia yang menerapkan sistem perkreditan. Keberhasilannya mengembangkan diler motor Suzuki di Kalimantan Selatan, tidak menjadikan Rudy cepat berpuas diri.
Pada 1976, Rudy berpindah ke Kalimantan Timur yang dilihatnya punya potensi bisnis yang besar. Di tahun yang sama, dia mendirikan CV Samekar Indah, cabang diler Suzuki di Karang Jati, Balikpapan.
Dengan menerapkan sistem perkreditan, usahanya dengan cepat berkembang hingga menjadi PT Samekar Indo Indah pada 1978. Rudy juga dikenal sebagai pemimpin yang sangat perhatian kepada para karyawannya. Hal ini terbukti di masa krisis moneter pada 1998. Kala itu banyak perusahaan yang melakukan PHK karena harga dolar AS melambung tinggi hingga Rp15 ribu per 1 dolar. Namun, Rudy tetap gigih untuk tidak memecat karyawannya di tengah tekanan krisis moneter.
Dia juga pernah meraih penghargaan Upakarti dari Presiden Soeharto pada 1993. Penghargaan Upakarti tersebut diberikan atas kepedulian Rudy kepada pengusaha kecil, terutama sopir angkot untuk bisa bertahan hidup dengan menyediakan program kredit mobil.
Hingga saat ini, PT Samekar Indo Indah milik Rudy Suardana sudah memiliki puluhan outlet yang tersebar di seluruh wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Bahkan, usaha dilernya ini meraih peringkat kedua terbaik dalam hal penjualan motor di wilayah Kalimantan.
Rudy juga sukses mengembangkan bisnis sebagai pengusaha real estate di Kalimantan. Jiwa pengusaha Rudy ini juga diturunkan kepada anak-anaknya. Salah satunya kepada Ventje Suardana, anak kedua Rudy yang sukses menjadi Presiden Direktur (Presdir) PT Duta Anggada Reality.