TUBAN, Tugujatim.id – Seekor sapi limousin berukuran besar milik Ari, warga Desa Kedungrejo, Kecamatan Kerek, Tuban, mati. Penyebabnya, hewan ternak ini terjangkit virus lumpy skin disease (LSD) sejak sepekan terakhir.
Ari menyampaikan pada Rabu pagi (15/03/2023), dia bersama sejumlah tetangganya bergotong-royong mengubur sapi tersebut di samping kandang miliknya.
“Saya kuburkan dibantu sama warga sekitar, Mas,” ujarnya.
Ari mengatakan, sejak seminggu lalu sakit ini muncul pada sapinya. Kemudian dia memanggil dokter hewan dengan harapan agar cepat sembuh. Setelah pemeriksaan, sapi limousin itu didiagnosis terkena virus LSD.
“Terus disuntik, tapi nggak sembuh dan akhirnya mati,” ungkapnya.
Kini kadang miliknya dibiarkan kosong. Sebab, dua ekor sapi miliknya telah mati. Masing-masing mati akibat terjangkit LSD dan satunya mati akibat terpapar PMK beberapa waktu lalu.
“Sapi saya itu awalnya dua ekor. Tapi, sekarang sudah nggak punya sapi, sudah mati semua. Kadangnya saya biarkan kosong,” imbuhnya.
Para peternak berharap, pemerintah segera turun tangan membantu mengatasi mewabahnya virus LSD. Sebab, jika tidak segera ditanggulangi akan banyak lagi sapi yang mati.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP2P) Tuban Eko Arif belum menjawab konfirmasi kepadanya. Sedangkan Kabid Kesehatan Hewan Pipin Diah Larasati saat ditanya terkait hal itu, pihaknya baru akan mengonfirmasi ke petugas lapangan.
Berdasarkan data sebaran kasus LSD di Kabupaten Tuban hingga Minggu (12/03/2023), tercatat ada 146 ekor sapi yang terserang wabah gudik tersebut. Dan 126 ekor di antaranya sakit, 1 ekor potong paksa, dan 19 sapi sisanya dinyatakan sembuh.