Kembangkan Teknik Hidroponik, Ilmuwan Eropa Ingin Manusia Bercocok Tanam di Bulan

Ilmuwan Eropa.
Ilustrasi bulan. (Foto: Pexels)

Tugujatim.id Sejumlah ilmuwan Eropa tengah mengembangkan teknik baru agar manusia bisa bercocok tanam di bulan. Tim ilmuwan dari Badan Antariksa Eropa atau Europe Space Agency (ESA) bekerja sama dengan Solsys Mining, perusahaan agrikultur bulan dari Norwegia, tengah mempelajari bagaimana cara agar permukaan bulan bisa dimanfaatkan untuk menumbuhkan tanaman.

Dilansir dari laman Space.com, ESA dan Solsys Mining telah bereksperimen terhadap sampel dari regolith, sebutan untuk tanah bulan, yang dibawa ke permukaan bumi. Mereka menemukan fakta bahwa tanaman bisa tumbuh dengan menggunakan tanah bulan.

Meski begitu, regolith atau tanah bulan ini ternyata kekurangan jumlah senyawa nitrogen sehingga menjadi sangat padat saat basah. Hal ini tentu menyulitkan tanaman untuk bisa menumbuhkan akar dan berkembang.

Karena itu, alih-alih menanam langsung di atas permukaan bulan, para ilmuwan Eropa lebih mengembangkan teknik pertanian hidroponik. Di mana peneliti menemukan cara menanam tanaman di permukaan air yang kaya nutrisi dan unsur-unsur mineral penting dari regolith atau tanah bulan.

Malgorzata Holynska, insinyur material dan proses dari ESA, menyatakan hasil penelitian ini sangat penting bagi manusia di masa depan agar bisa mengekplorasi bulan dalam jangka waktu yang lebih panjang.

“Untuk bisa tinggal lama di bulan perlu melibatkan penggunaan sumber daya lokal (di bulan). Salah satunya dengan memanfaatkan nutrisi yang ada di regolith bulan dengan potensi untuk membantu membudidayakan tanaman,” ujar Malgorzata Holynska dilansir dari laman Space.com.

ESA dan Solsys Mining dibantu Institut Geoteknik Norwegia dan Pusat Penelitian Interdisipliner di Luar Angkasa atau Center for Interdisciplinary Research in Space (CIRIS) telah mengembangkan metode untuk memisahkan nutrisi mineral antara yang baik dan buruk dari regolith atau tanah bulan. Hasil ekstraksi nutrisi mineral baik dari Regolith tersebut digunakan sebagai semacam pupuk dan dilarutkan dalam air.

Kemudian air bernutrisi regolith tersebut dialirkan ke dalam sistem rumah kaca hidroponik yang digunakan sebagai tempat tanaman tumbuh. Nantinya bangunan rumah kaca hidroponik tersebut akan dibangun di atas permukaan bulan.

Hasil penelitian terbaru, tim ilmuwan ESA dan Solsys Mining bahkan sudah berhasil mensimulasi untuk menumbuhkan tanaman kacang menggunakan mineral dari regolith sebagai sumber nutrisinya.

“Studi saat ini merupakan bukti dari teori untuk menggunakan regolith yang tersedia di bulan. Dan membuka jalan bagi penelitian yang lebih detail di masa depan,” ujarnya.