tugujatim.id
  • Home
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Wisata
  • Kriminal
  • Nasional
  • Internasional
  • Featured
  • Sastra & Budaya
  • Advertorial
No Result
View All Result
tugujatim.id
  • Home
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Wisata
  • Kriminal
  • Nasional
  • Internasional
  • Featured
  • Sastra & Budaya
  • Advertorial
No Result
View All Result
tugujatim.id
No Result
View All Result
95.000 Anak Menikah Dini di Indonesia, KUA Diminta Terjun ke Sekolah

Ilustrasi pernikahan dini. Foto: Pexels

Saran Psikolog Universitas Negeri Malang Soal Fenomena Pernikahan Dini

Lizya Kristanti by Lizya Kristanti
2 June 2023
in Advertorial
0
Share on WhatsappShare on FacebookShare on Twitter

MALANG, Tugujatim.id – Fenomena menikah di usia muda menjadi bahasan yang selalu akan terus ada. Karena hingga kini, beragam solusi untuk bisa meredam hal itu belum maksimal.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) di 2022 menunjukkan bahwa 33,76 persen usia pernikahan pertama pemuda di rentang 19-21 tahun, sebanyak 27,07 persen memiliki usia menikah pertama pada usia 22-24 tahun, sekitar 19,24 persen dari pemuda Indonesia pertama kali menikah saat berusia 16-18 tahun.

You might also like

Unim Mojokerto.

Perkuat Kekompakan Civitas Akademika, Unim Mojokerto Gelar Employee Gathering

29 September 2023
Komisi IV DPR RI.

Komisi IV DPR RI Hadir Khusus ke Malang, Bahas Kelanjutan Kebakaran Taman Nasional Bromo

27 September 2023

Berdasar data ini, Psikolog dari Pusat Bimbingan Konseling, Karier, dan Kewirausahaan LPPP Universitas Negeri Malang (UM), Dr Hetti Rahmawati MSi mengatakan bahwa rentang usia yang terbilang masih muda rentan dengan masalah kesehatan reproduksi dan juga mental psikologis setiap pasangan. Sehingga pasangan muda ini secara psikologis belum siap menjalani bahtera rumah tangga dan belum siap menjadi orang tua.

“Di rentang usia ini, di bawah 18 tahun termasuk pernikahan dini yang rentan dengan masalah kesehatan reproduksi dan mental psikologis. Mereka belum siap untuk bertanggung jawab menjadi orang tua,” ucap Hetti, pada Jumat (02/06/2023).

Hetti juga mengatakan bahwa usia mental psikologis di bawah usia 19 tahun yang tentunya masih labil berpotensi kurang terkendali dalam pola asuh anak.

Problem yang juga menghantui para ibu muda hasil dari pernikahan dini adalah kesehatan mental saat ibu muda melahirkan seorang anak. Di mana akan menimbulkan banyak masalah yang tentunya sangat pelik.

“Beberapa gejala yang muncul seperti baby blues, relasi tidak stabil atau toxic dengan pasangan karena dipicu respon tanggung jawab minim, atau belum dewasa menyikapi tanggung jawab. Kasus depresi, kekerasan verbal dan fisik karena relasi yang belum cukup dewasa juga akan timbul,” sebut Dosen UM itu.

Selain itu, resiko yang akan menghantui yakni masalah finansial yang nantinya akan berimbas pada rendahnya kualitas gizi bagi calon anak.

Selain potensi buruk terhadap masalah finansial, pernikahan dini juga beresiko menempatkan posisi perempuan pada masa kehamilan dan kondisi kesehatan yang cukup besar dibandingkan dengan pernikahan yang sudah cukup umur.

Maka dari itu, pemerintah melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memberi rekomendasi usia ideal pernikahan bagi laki-laki dan juga perempuan. “Karena itu BKKBN merekomendasikan usia ideal untuk laki-laki sebaiknya menikah di usia minimal 25 tahun dan perempuan saat menikah telah berusia minimal 21 tahun,” jelasnya.

Hetti juga menyampaikan bahwa beberapa upaya untuk bisa meredam atau mencegah pernikahan dini terjadi adalah perlunya intensifitas edukasi atau pengetahuan kepada para remaja tentang kesehatan reproduksi dan edukasi pentingnya pasangan sebelum masuk jenjang pernikahan.

“Sehingga sikap dan cara pandang tentang keluarga membangun kedewasaan mereka agar tidak terburu buru memutuskan menikah di usia belum cukup umur,” beber Hetti.

Sejatinya, masih menurut Hetti, penyuluhan bagi remaja di berbagai sekolah tentang resiko akibat yang ditimbulkan dari pernikahan dini dan juga melalui beragam komunitas telah dilakukan. Namun semua itu akan percuma jika masyarakat tidak turut serta untuk bersinergi. “Namun kerja sama dari elemen masyarakat dibutuhkan dalam keberlanjutan program ini,” ucapnya.

Jika pernikahan dini akhirnya terjadi dalam suatu keluarga, sebagai psikolog, Hetti memberi masukan kepada orang tua dari para remaja itu agar memperkuat bantuan secara sosial dan bukan mengambil alih keseluruhan tanggung jawab dari pasangan muda itu.

“Saran kami agar perkuat support sosial. Misal orang tua yang punya anak menikah muda secara fleksibel bersikap lebih bijak secukupnya dalam membantu, bukan mengambil alih keseluruhan tanggung jawab pasangan muda baru ini,” tandasnya.(ads)

Tags: berita malangberita Malang hari iniKota MalangPsikologUniversitas Negeri Malang
Lizya Kristanti

Lizya Kristanti

Related Stories

Unim Mojokerto.

Perkuat Kekompakan Civitas Akademika, Unim Mojokerto Gelar Employee Gathering

by Dwi Lindawati
29 September 2023
0

MOJOKERTO, Tugujatim.id - Beragam cara dapat dilakukan untuk mempererat hubungan baik antara karyawan satu dengan karyawan lain maupun antara karyawan...

Komisi IV DPR RI.

Komisi IV DPR RI Hadir Khusus ke Malang, Bahas Kelanjutan Kebakaran Taman Nasional Bromo

by Dwi Lindawati
27 September 2023
0

MALANG, Tugujatim.id – Rombongan Komisi IV DPR RI yang dipimpin langsung oleh Anggia Erma Rini datang secara khusus ke Malang,...

Pegadaian.

Pegadaian Sabet 5 Penghargaan di Ajang The Best Contact Center Indonesia 2023, Beri Layanan Terbaik bagi Nasabah

by Dwi Lindawati
27 September 2023
0

JAKARTA, Tugujatim.id - PT Pegadaian raih prestasi terbaru dengan menyabet lima penghargaan di  ajang The Best Contact Center Indonesia 2023...

Fakultas Kedokteran Unisma.

Larang Generasi Muda Baperan, Fakultas Kedokteran Unisma Bangun SDM Miliki Resilience 2.0

by Dwi Lindawati
27 September 2023
0

MALANG, Tugujatim.id - Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang (Unisma) menggelar kuliah tamu di Gedung Pascasarjana Lantai 7, Senin (25/09/2023). Acara...

Next Post
tuban tugu jatim

Kembali ke Darat dengan Selamat, Nelayan Tuban Dimandikan Air Kembang

Berita Populer

  • Arif Rahman Hudaifi.

    Profil Arif Rahman Hudaifi, Mantan Aktivis PMII Kota Malang Terima Program Belajar Mengajar di Jepang

    681 shares
    Share 272 Tweet 170
  • Pulang Dari Wisata, 4 Warga Malang Meninggal Akibat Kecelakaan Beruntun di Situbondo

    631 shares
    Share 252 Tweet 158
  • 5 Rekomendasi Sepatu Lari Brand Lokal Dengan Harga Terjangkau

    798 shares
    Share 319 Tweet 200
  • Diskusi Film di Unim Mojokerto, Penulis Novel Hati Suhita Cerita Perjodohan Hingga Konflik Perempuan

    636 shares
    Share 254 Tweet 159
  • Ketua Yayasan Yadika Bangil Jadi Tersangka Korupsi Sewa Aset Plaza Bangil Pasuruan

    608 shares
    Share 243 Tweet 152
  • Gen-B Kota Mojokerto Siap Sambut Piala Soeratin 2023

    604 shares
    Share 242 Tweet 151
  • Diduga gara-gara Rokok, Anak Bacok Bapak Kandung hingga Tewas di Purwosari Pasuruan

    604 shares
    Share 242 Tweet 151
  • Yuk Ikutan Lomba Desain Seragam Batik CHATour Travel dan Dapatkan iPhone

    601 shares
    Share 240 Tweet 150
  • 5 Ras Anjing Terpintar di Dunia

    710 shares
    Share 284 Tweet 178
  • Pesona Negeri Sayur Sukomakmur Magelang, Jam Buka dan Harga Tiket Terbaru

    698 shares
    Share 279 Tweet 175
Tugujatim.id

Merawat Jawa Timur

  • Info Kerjasama
  • Kode Etik
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Form Pengaduan
  • Pedoman Media Siber

© 2023 Tugu Jatim ID - Merawat Jawa Timur.

No Result
View All Result
  • Home
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Wisata
  • Budaya
  • Entertainment
  • Pilihan Redaksi
  • Olahraga
  • Tugu TV

© 2023 Tugu Jatim ID - Merawat Jawa Timur.