SURABAYA, Tugujatim.id – Pemkot sukses menurunkan angka kasus stunting di Kota Surabaya hingga 11 ribu. Tentu saja, pencapaian ini dilakukan dengan berbagai penanganan. Mulai dari sosialisasi hingga penyediaan pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak di puskesmas.
Pada 2020, tercatat ada sekitar 12.788 kasus stunting di Kota Surabaya periode Februari. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-PPKB) Kota Surabaya Tomi Ardyanto mengatakan, pihaknya memberikan tablet tambah darah (TTD) secara rutin seminggu sekali kepada remaja putri di sekolah.
“Untuk TTD, kami beri seminggu sekali secara rutin kepada remaja putri di sekolah-sekolah di Kota Surabaya, TTD tersebut visa diambil ke puskesmas di seluruh wilayah Kota Surabaya. Juga dilakukan sosialisasi oleh Dinkes Kota Surabaya,” katanya saat dikonfirmasi pada Rabu (30/11/2022).
Pria yang juga menjabat sebagai ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kota Surabaya tersebut menerangkan, pemkot juga melakukan sosialisasi kepada calon pengantin (catin) melalui program Pendampingan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) (Penari Tampat). Catin akan mendapatkan beberapa pelayanan, mulai dari pelayanan gizi dan kesehatan hingga konseling.
Program itu dilakukan pemkot dengan menggandeng Tim Pendamping Keluarga (TPK) guna penyuluhan dan pemantauan kesehatan pada sasaran yang berisiko stunting.
“Ada pula pemberian Taburan Ceria (Taburia) multivitamin dan mineral untuk balita, memberikan menu sehat pada ibu balita, serta mempraktikkan demo memasak makanan sehat. Pak Wali Kota juga ada program pemberian permakanan stunting, Kampung ASI, Jago Ceting yang digerakkan bersama PKK dan lintas sektor, imunisasi, aksi konvergensi penanganan stunting dan masih banyak lainnya,” jelasnya.
Dengan berbagai program itu, pemkot berhasil mengurangi kasus stunting di Kota Surabaya. Dari semula 12.788 pada 2020, menjadi 6.722 balita. Bahkan per Oktober 2022, jumlah balita stunting berangsur turun drastis menjadi 1.055 balita.
Dalam menangani stunting, pemkot tidak lepas dari peran Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Surabaya Rini Indriyani. Kontribusinya beragam, di antaranya memberikan edukasi dan motivasi berupa capacity building bagi 6.642 TPK se-Surabaya.
“Beliau juga memberikan edukasi dan memberikan susu, mikronutrien, paket sembako bagi para ibu hamil resti (resiko tinggi) stunting di setiap kelurahan. Selain itu, juga memimpin program Surabaya Emas (Eliminasi Masalah Stunting),” ujarnya.