News  

Selama Tiga Minggu, 26 Kasus DBD Terdeteksi di Kabupaten Kediri

Kasus DBD. (Foto: Pipit Syahrodin/Tugu Jatim)
Ilustrasi anak-anak yang sedang mematikan nyamuk dengan raket listrik. (Foto: Pipit Syahrodin/Tugu Jatim)

KEDIRI, Tugujatim.id – Masuk puncak musim hujan, kasus DBD (demam berdarah dengue, red) mulai terjadi di Kabupaten Kediri. Dalam kurun tiga minggu saja sudah mencapai 26 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kediri Ahmad Khatib mengatakan, memang pada Januari ini ada peningkatan kasus DBD hingga dialami 26 orang. Namun, pasien tersebut masih tergolong demam dengue.

“Belum ada yang DBD,” ungkapnya.

Meski tidak sebanyak Januari tahun lalu yang terjadi 36 kasus, Khotib mengatakan, harus tetap diwaspadai peningkatan kasus tersebut. Sebab, musim hujan masih terjadi di Kabupaten Kediri. Karena itu, dia mengimbau masyarakat terus melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

“Gerakan PSN di tingkat desa harus diaktifkan kembali,” ungkapnya.

Khotib mengatakan, untuk mencegah sarangan nyamuk Aedes aegypti yang paling baik adalah dengan melakukan 3M, yaitu menutup, mengubur, dan mengurus tempat yang bisa menimbulkan genangan air yang menjadi tempat bertelurnya nyamuk. Dia menambahkan, sebisa mungkin dilakukan minimal satu minggu sekali. Sebab, saat musim hujan potensi genangan air lebih tinggi.

“Meski musim kemarau juga tetap dilakukan,” tambahnya.

Saat ini fogging sudah dilakukan di sejumlah daerah di Kecamatan Kunjang. Namun, untuk di daerah lain pihaknya masih melakukan pendataan pola yang terjadi di tiap desa. Dia menyakini cara yang paling aman dan efektif adalah dengan mengaktifkan lagi Kader PSN di desa.

“Saya sudah instruksikan kader PSN di desa untuk diaktifkan. Itu upaya untuk preventifnya,” lanjut Khotib.

Kunci untuk mengatasi ancaman kasus DBD yaitu rutin menjaga kebersihan lingkungan. Pastikan tidak ada jentik nyamuk pada genangan air.

“Masyarakat bisa melakukannya secara mandiri dengan menjaga rumahnya,” ujarnya.