Oleh: Afriza Setiadi*
Tugujatim.id – Stres muncul ketika seseorang merasa dalam keadaan tidak nyaman, terancam, tekanan maupun perubahan secara mendadak. Kondisi ini disebabkan oleh berbagai masalah yang dihadapi dalam pekerjaan, kuliah, organisasi, keluarga, maupun masalah dalam diri yang belum terselesaikan.
Dampak buruknya, dapat mengganggu kesehatan fisik maupun mental. Stres yang berkepanjangan dan tidak segera ditangani bisa menimbulkan risiko depresi yang berlebihan. Selain itu, dapat menimbulkan gangguan pada sistem pencernaan, reproduksi, dan gangguan tidur.
Ada berbagai cara yang bisa kita lakukan untuk menangani stres, salah satunya dengan terapi. Cara ini disebut terapi EFT (Emotional Freedom Technique).
Apa Itu EFT?
Terapi EFT adalah salah satu metode terapi yang digunakan dalam menangani stress atau tekanan emosional. Bisanya dilakukan dengan cara mengetuk titik-titik tertentu pada tubuh guna mengembalikan keseimbangan energi (EFT tapping).
Terapi EFT dikembangkan Gary Craig, seorang insinyur dari Stanford University di tahun 1990-an. Dia tidak mengklaim bahwa EFT itu sempurna. Akan tetapi, dari berbagai kasus, metode ini cukup ampuh menurunkan atau bahkan menghilangkan stres.
EFT sering kali berhasil menyembuhkan ketika teknik lainnya tidak sanggup. Menurut lembaga EFT International, terapi EFT dapat digunakan menangani depresi, kecemasan dan nyeri pada tubuh.
Bagi Anda yang pernah mengalami trauma kecelakaan ataupun kejadian yang tidak mengenakkan di masa lalu, metode EFT bisa jadi salah satu jawabannya. Termasuk bisa membantu menangani ketergantungan dan masalah kecanduan terhadap minuman keras maupun narkoba.
Cara Melakukan Terapi EFT
Terapi EFT ini hampir mirip dengan pengobatan tradisional asal Tiongkok, yaitu akupunktur. Akan tetapi tidak membutuhkan jarum sebagai medianya. Berikut penjelasannya.
1. Cari tahu masalah dalam diri
Cari tahu masalah atau emosi apa yang sedang dirasakan. Hal tersebut penting agar Anda dapat mengatasi emosi tersebut di kemudian hari. Tentukan juga tingkat emosi yang dirasakan, misalnya sedih atau sangat sedih. Bila perlu, tentukan dalam tingkatan. Semakin besar tingkatannya semakin besar pula emosi yang Anda rasakan.
2. Tanamkan sugesti positif pada diri Anda
Ketika Anda merasa marah, pasti ada hal yang baik terjadi pada saat itu. Misalnya, walau Anda marah dengan anak Anda, Anda masih tetap menyayanginya. Tanamkan sugesti positif seperti itu. Sugesti tersebut bisa diungkapkan dengan kalimat ataupun cukup dihati saja.
Contohnya, “aku memang marah padanya, tapi dia sesungguhnya tak berniat untuk menyakitiku. Aku cuma butuh waktu untuk memproses kejadian tadi dan memaafkannya.”
Tanamkan sugesti tersebut dalam benak Anda, jangan lupa disertai dengan nilai positif dari kejadian tersebut.
3. Mulailah mengetuk atau menekan di titik tertentu
Tekan bagian tangan di bawah jari kelingking, kemudian ucapkan berkali-kali sugesti positif yang telah Anda buat sebelumnya. Tekan tujuh kali sambil mengucapkan sugesti yang positif berulang-ulang.
4. Ulangi dan ingat emosi yang dirasakan sebelumnya
Ingat kembali hal yang membuat Anda marah atau stres. Misalnya, akibat kecewa pada teman kuliah ataupun rekan kerja. Sambil mengingat dan melafalkan sugesti positif, maka tekan kembali bagian tubuh Anda, yaitu pada: alis bagian dalam, mata bagian luar, tepatnya pada tulang sebelah luar.
Kemudian, bagian bawah mata tepatnya di tengah-tengah. Dagu yang terdapat lipatan. Bagian dada yang membentuk huruf U pada bawah tenggorokan (dari tulang selangka sampai tulang dada). Di bawah lengan, sekitar 8 cm di bagian ketiak. Dan, atas kepala bagian tengah.
Setelah melakukannya, tanyakan kembali ke diri Anda apakah emosi tersebut masih ada dan tentukan kembali skalanya dengan intensitas masalah Anda pada skala 0−10. Jika Anda belum merasakan perubahan, ulangi proses terapi EFT tersebut hingga merasa skala menurun atau mencapai angka 0.
Anda bisa mengulanginya 2 hingga 3 kali. Lakukan sampai perasaan Anda lebih baik. Ketika sudah membaik, maka diputaran terakhir ganti kalimatnya dengan kalimat yang menenangkan hati, seperti “Alhamdulillah, saya jadi lebih lega.”
Apakah EFT Bisa Menurunkan Stres?
Menurut salah satu peneliti dalam Journal of Nervous and Mental Disease tahun 2016, terapi EFT dapat membantu atasi stres dengan cara menurunkan kadar hormon kortisol. Hormon ini dikenal sebagai hormon stres, yang jika kadar di dalam tubuh melonjak, maka Anda akan mengalami stres.
Sumber lain seperti jurnal Medical Acupuncture, menyebutkan juga bahwa EFT mampu membuat kerja bagian otak yang mengatur emosi seseorang menjadi lebih efektif sehingga dapat menurunkan stres.
Selain itu, terapi EFT ini dapat menyembuhkan sakit kepala dan nyeri sendi. Hal ini telah dibuktikan dalam sebuah studi berasal dari Lund University. Kajian ini menyatakan bahwa orang yang melakukan terapi EFT rutin, lebih jarang mengalami sakit kepala ketimbang yang tidak sama sekali.
Para ahli menyatakan bahwa hal ini disebabkan karena EFT dapat membuat otot-otot tubuh rileks dan mengurangi ketegangan sehingga rasa sakit kepala berkurang.
Adakah Resiko dari Terapi EFT?
Menurut berbagai literatur, terapi ini masih perlu diteliti lebih lanjut. Karena sampai saat ini belum diketahui apakah ada efek samping atau resiko yang terjadi jika melakukan EFT dalam jangka panjang. Namun, para ahli mengungkapkan bahwa sejauh ini terapi EFT aman dilakukan.
Namun, jika Anda memiliki riwayat penyakit tertentu, terutama penyakit kronis, sebaiknya bicarakan dulu pada dokter Anda, apakah EFT dapat Anda lakukan atau tidak.
*Penulis adalah member Pondok Inspirasi