Oleh: Moh Sayid Ali Nur Kafi Ramadhani*
Irigasi subak adalah sistem pengairan sawah yang unik dan kompleks yang ditemukan di Bali, Indonesia. Sistem irigasi subak melibatkan pengaturan air secara berkelanjutan dan terkoordinasi oleh kelompok petani yang disebut subak.
Kelompok subak terdiri dari beberapa petani yang memiliki sawah di wilayah yang sama dan mereka bekerja sama untuk memanfaatkan air yang tersedia secara optimal. Dalam sistem irigasi subak, petani mengelola air dengan cara yang ramah lingkungan, sehingga tanah tetap subur dan produktif sepanjang tahun.
Sistem irigasi subak di Bali sudah ada sejak abad ke-9, dan sistem ini masih berfungsi sampai saat ini. Hal ini menunjukkan bahwa sistem irigasi subak merupakan salah satu contoh keberhasilan dalam pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan. Sistem irigasi subak di Bali telah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia pada 2012.
Sistem irigasi subak melibatkan beberapa komponen, termasuk saluran air utama, saluran air cabang, dan petak sawah. Saluran air utama mengambil air dari sumber air dan mendistribusikannya ke saluran air cabang yang kemudian menuju ke petak sawah. Petani menggunakan sistem irigasi subak untuk memastikan bahwa air terdistribusi secara merata ke semua petak sawah dan untuk menghindari banjir dan kekeringan di daerah yang berbeda.
Salah satu prinsip utama dari sistem irigasi subak adalah keberlanjutan. Petani harus berkoordinasi untuk memastikan bahwa air tersedia sepanjang tahun dan menghindari konflik tentang penggunaan air.
Selain itu, sistem irigasi subak juga mengutamakan kelestarian lingkungan. Petani menggunakan pupuk organik dan menghindari penggunaan pestisida berbahaya untuk menjaga kesehatan tanah dan air.
Keberhasilan sistem irigasi subak dalam mengelola sumber daya air secara berkelanjutan telah menjadi inspirasi bagi sistem irigasi di seluruh dunia. Beberapa negara, termasuk Nepal, India, dan Filipina, telah mengadopsi prinsip-prinsip irigasi subak dalam pengelolaan air mereka.
Namun, meskipun sistem irigasi subak telah terbukti berhasil dalam pengelolaan sumber daya air, ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh sistem ini. Salah satu tantangan utama adalah perubahan iklim. Penurunan curah hujan dan peningkatan suhu dapat mengurangi ketersediaan air dan mempengaruhi produktivitas tanaman. Selain itu, urbanisasi dan pertumbuhan populasi dapat mengancam keberlangsungan sistem irigasi subak.
Dalam menghadapi tantangan ini, penting bagi pemerintah, petani, dan masyarakat Bali secara keseluruhan untuk bekerja sama untuk mempertahankan dan meningkatkan keberhasilan sistem irigasi subak.
Pemerintah harus memberikan dukungan untuk pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan dan mengadopsi kebijakan yang mempromosikan sistem irigasi subak.
Petani harus terus berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan iklim dan teknologi baru yang dapat membantu meningkatkan efisiensi dan produktivitas sistem irigasi subak.
Masyarakat Bali secara keseluruhan juga perlu terus memperjuangkan keberlangsungan dan kelestarian sistem irigasi subak sebagai warisan budaya yang berharga.
Dalam kesimpulannya, sistem irigasi subak merupakan contoh keberhasilan dalam pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan. Sistem irigasi subak di Bali telah berjalan selama berabad-abad dan menjadi inspirasi bagi sistem irigasi di seluruh dunia. Namun, sistem irigasi subak juga menghadapi beberapa tantangan, seperti perubahan iklim dan pertumbuhan populasi. Maka, penting bagi pemerintah, petani, dan masyarakat Bali secara keseluruhan untuk bekerja sama dalam mempertahankan dan meningkatkan keberhasilan sistem irigasi subak.
*Penulis merupakan Mahasiswa KPI IAI Al-Qolam Malang