Tugujatim.id – Sampai dengan September 2022, Subholding Upstream Pertamina produksi minyak mencapai sebesar 515 MBOPD dan produksi gas sebesar 2590 MMSCFD atau kumulatif migas sebesar 962 MBOEPD. Hal ini dijelaskan Corporate Secretary Pertamina Hulu Energi (PHE), Arya Dwi Paramita, di Bali, pada Sabtu (26/11/2022).
Arya menambahkan bahwa dukungan lainnya dari pengeboran sumur pengembangan sebanyak 497, kegiatan Work Over sebanyak 472, dan Well Services sebanyak 21.728.
‘’Hingga pertengahan November, Subholding Upstream Pertamina telah menyelesaikan pengeboran eksplorasi sebanyak 15 sumur dan sedang proses pengeboran sebanyak lima sumur. Kegiatan pengeboran sumur eksplorasi yang masif dan agresif ini juga telah memberikan hasil berupa temuan sumber daya yang signifikan,’’ terang Arya.
Hasil tersebut berupa temuan sumber daya migas 2C, antara lain melalui sumur Manpatu-1X di Mahakam Kalimantan, Sungai Gelam Timur-1 di Jambi, Wilela-001 di Onshore Sumatera Selatan, Bajakah-001 di Onshore Jawa Barat, R-2 di Blok North Sumatera Offshore (NSO).
Kemudian ada Sungai Rotan-1X di Jambi, Markisa-001 di Papua, GQX-1 di Offshore Utara Pulau Jawa, Kolibri-001 di onshore Jawa Timur, dan yang terbaru pada sumur S-2 di Blok North Sumatera Offshore (NSO).
Sedangkan pengeboran eksplorasi yang kini tengah berjalan, antara lain Kenanga-001, NSO S-2, Helios D-1, Kembo-001 dan FB3N.
Tambah dia, temuan sumber daya yang telah divalidasi hingga saat ini adalah sebesar 283 mmboe atau 127.5 persen dari target 222 mmboe pada tahun 2022.
Kata dia, Subholding Upstream Pertamina menerapkan beberapa inovasi teknologi dalam melaksanakan eksplorasi antara lain Broadband Marine 2D seismic Acquisition yang memiliki resolusi dan kualitas lebih baik.
Full Tensor Gravity Gradiometry (FTG) yang juga memiliki resolusi data gradiometri gravitasi yang lebih tinggi untuk memungkinkan pencitraan bawah permukaan secara lebih detail dibandingkan dengan data gravitasi konvensional.
‘’Selain itu, Subholding Upstream Pertamina juga telah menyelesaikan Vibroseis Survey yang memiliki teknologi mutakhir untuk evaluasi target sub-vulkanik yang lebih baik melalui penerima nirkabel,’’ jelas Arya.
Hingga saat ini, Subholding Upstream Pertamina telah melaksanakan survey seismik 2D sepanjang 1173 km dan survey seismik 3D seluas 269 km2.
Terdapat tiga strategi utama yang dijalankan oleh Subholding Upstream, yaitu optimalisasi pengelolaan aset WK eksisting, strategi new venture, dan strategi partnership.
“Pertamina terus mengeksplorasi semua potensi sumber daya migas yang ada. Dengan melakukan kegiatan eksplorasi, maka diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi pemenuhan target produksi yang akan menjaga keberlanjutan keamanan pasokan energi untuk Indonesia,” ujar Arya.
Tambah dia, Subholding Upstream Pertamina berkomitmen dalam mendukung roadmap menuju Net Zero Emission pada tahun 2060 melalui berbagai program dekarbonisasi pada kegiatan operasional yang sudah dilakukan.
Beberapa implementasi yang telah terlaksana, antara lain pengurangan flaring, penggunaan sumber energi yang rendah emisi, solar panel, penanaman pohon, dan lain sebagainya.
PHE juga telah terdaftar dalam United Nations Global Compact (UNGC) sebagai partisipan/member sejak Juni 2022. PHE berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal atau Ten Principles dari UNGC dalam strategi dan operasionalnya, sebagai bagian penerapan aspek Environment, Social, dan Governance (ESG).
“PHE akan terus mengembangkan pengelolaan operasi di dalam dan luar negeri secara profesional untuk mewujudkan pencapaian menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia yang environmentally friendly, socially responsible, dan good governance,” pungkasnya.