PASURUAN, Tugujatim.id – Gigih dan berani mengambil risiko, itulah semangat yang ditanamkan dalam diri Slamet Basuki kala merintis usahanya, CV Esbas Toys.
Perjalanan pria yang akrab disapa Pak Bas ini memulai usaha di bidang tekstil terbilang tidak mudah. CV. Esbas Toys kini menjadi outlet berburu boneka lucu favorit di kawasan Pandaan, Pasuruan dan juga di daerah Dau, Kabupaten Malang.
Pak Bas memang dilahirkan dari ibu penjual tahu di pasar. Tapi, tuntutan orangtua untuk lebih berani itulah yang justru membuatnya kini menjadi seorang pengusaha.
“Saya dari keluarga penjual di pasar, sehingga dulu lulus kuliah balik ke pasar. Tapi sama orangtua nggak boleh. ‘Sekolah dukur-dukur kok kate dodol kripik’ (sekolah tinggi-tinggi kok mau jual kripik) jadi nggak boleh sama ibu,” katanya saat ditemui di rumahnya di Pandaan, beberapa waktu lalu.
Berbekal ilmunya dari D3 Tekstil di salah satu kampus di Surabaya, Pak Bas dan istri mencoba menjajal berbagai usaha dengan dimulai tahun 2000 membuka toko kecil di pinggir jalan, Kuti Souvenir dengan modal yang tak sampai Rp500 ribu.
Sayangnya, tahun 2004 menjadi bencana kala tokonya mulai berkembang namun mulai goyah tersaingi oleh SERBU atau Serba Lima Ribu.
“Saya pinjam uang ke bank terus survei jual mainan anak-anak justru makin nggak laku dan mau tutup. Tapi, pas mau tutup, barangnya saya suplai ke SERBU, ternyata makin laris,” ucapnya.
Menurutnya, meski sebelumnya SERBU menjadi bencana baginya, lambat laun juga menjadi berkah. Dia mulai berani dengan mendistribusikan boneka-boneka yang sebelumnya dijual untuk distribusikan ke outlet SERBU.
“Saya kenal beberapa outlet SERBU, lambat laun permintaan makin banyak. Bahkan sampai ke Malang, Tuban, dan Jember. Akhirnya punya uang sedikit-sedikit dan 2007 utang saya lunas,” bebernya.
Tingginya permintaan outlet membuat Pak Bas dan pengrajin boneka kuwalahan untuk memproduksi. Lalu, pada tahun 2010 dia mulai merintis usahanya sendiri dengan dibantu para pengrajin boneka di daerahnya.
“Banyak tawaran dari outlet SERBU akhirnya saya coba bikin boneka sendiri, saya nyari bahan bakunya tapi yang produksi pengrajin. Akhirnya bisa sampai memenuhi 36 outlet saat itu,”ucapnya.
Usaha tak mengkhianati hasil. Mulai merintis tahun 2010 dengan produksi dibantu oleh 4-10 orang, kini bapak dua anak ini memiliki 190 mitra kerja untuk membuat ribuan boneka setiap harinya.
Kesuksesannya tak lepas dari lantunan doa-doa orangtua dan mertuanya. Sejak 2014, kala dia dan istri mampu memberangkatkan ibu dan mertuanya berhaji dengan modal tabungan yang pas-pasan, usahanya makin lancar.
“Saya daftarkan 2011, modalnya bismillah uangnya cukup untuk membangkatkan haji plus. Karena kalau reguler saya nggak tega kalau orangtua pergi haji di umur 83 tahun karena menunggu 15 tahun. Bapak juga sudah meninggal,” ucapnya.
Sejak saat itu, rezeki demi rezeki terus mengalir secara tak terduga dan tak pernah dia serta istri bayangkan sebelumnya. Hingga pada akhirnya, Pak Bas dan istri bisa menemani ibu serta mertuanya berhaji.
Selain doa orangtua, ada dua hal yang menjadi kunci suksesnya CV Esbas Toy’s ditangan Pak Basuki. Pertama adalah lebih banyak menabung dan mengambil sedikit uang dari keuntungan.
“Kalau dapt untung 100 persen, jangan diambil semua. Ambil 3,5 dari 10 persen saja untuk sehari-hari. Sisanya, dibuat untuk mengembangkan usaha. Jadi jangan dipaksakan membeli sesuatu yang tidak diperlukan, lebih baik ditabung dan beramal atau berkurban,” beber.
Pak Bas tidak hanya menjual boneka. Saat merintis, dia mencoba menjual beberapa snack untuk kebutuhan sehari-hari. Sehingga, keuntungan menjual boneka dibuat untuk mengembangkan usaha.
“Yang paling penting kita berbuat lebih banyak. Kalau kata Abu Bakar, carilah duniamu sebanyak mungkin lalu ambilah untukmu secukupnya. Berilah untuk umat lebih banyak,” ujarnya.
Kedua, tidak hanya sekadar berbisnis. Pria kelahiran 1973 ini juga menekankan agar perintis lebih banyak mengasah wawasan pengetahun dari orang lain untuk mengembangkan usaha dan dirinya agar lebih kompeten.
“Semangatnya itu harus dijaga, yang paling penting itu harus nambah ilmunya. Upgrade ilmu. Dalam kondisi tersulit pun sebisa mungkin membeli buku,” paparnya.
Kini, usahanya tak hanya memproduksi dan menjual boneka tetapi juga menjual bahan-bahan pembuatan industri teksil. Mulai dari sprei, bantal guling, dan masih banyak lagi.
Tahun 2017 lalu, usaha UMKMnya mendapat penghargaan Kreasi Prima Mutu dari Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Reporter: Izzatun Najibah
Editor : Darmadi Sasongko